Mohon tunggu...
Rafly Rhafael
Rafly Rhafael Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya

kehidupan adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sering Merasa Kesepian di Tengah Keramaian? Ketahui Penyebabnya!

3 Oktober 2024   10:57 Diperbarui: 3 Oktober 2024   11:02 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi kesepian di tengah keramaian. kredit gambar: Rafly Rhafael

Manusia sering kali merasakan kesepian walaupun berada di tengah keramaian. Ironisnya, perasaan ini sering diabaikan atau dianggap sebagai hal yang biasa. Dengan kemajuan teknologi digital yang pesat, manusia semakin terkoneksi satu sama lain, tetapi banyak yang merasakan keterasingan dan kesepian. Selain itu, manusia cenderung menganggap bahwa mereka dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, yang pada akhirnya membuat mereka secara tidak sadar mengasingkan diri.

Kesepian di Tengah Keramaian

Kesepian di antara keramaian merupakan suatu kondisi di mana seseorang merasa terasing dan kesepian meskipun berada di lingkungan sosial yang ramai. Perkembangan teknologi yang pesat membuat kita semakin fokus pada teknologi, dan secara perlahan mengikis hubungan sosial antarmanusia. Dalam bukunya The Sane Society, Erich Fromm menekankan bahwa modernitas mempromosikan individualisme yang justru menciptakan jarak emosional antara manusia. Akibatnya, seseorang mungkin merasa kesepian dan terisolasi meskipun secara fisik dikelilingi oleh orang lain.

Pandangan Erich Fromm tentang Kesepian

Erich Fromm, seorang tokoh humanistic psychoanalysis, menjelaskan dalam bukunya Escape from Freedom bahwa kesepian merupakan bagian dari kondisi manusia, terutama dalam konteks modernitas. Munculnya kebebasan individu yang lebih besar di masyarakat modern menyebabkan manusia kehilangan keterikatan emosional dengan sesama. Keterasingan ini adalah konsekuensi dari kebebasan, di mana manusia merasa lebih terpisah dari alam, sesama manusia, dan bahkan dirinya sendiri. Menurut Fromm, kesepian adalah aspek eksistensial yang tidak dapat dihindari, artinya setiap individu pasti merasakan kesepian, hanya saja bentuk dan tingkatannya yang berbeda-beda.

Penyebab Kesepian di Tengah Keramaian

  • Konsumsi Teknologi dan Media Sosial
    Perkembangan pesat teknologi digital memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Namun, situasi ini sebenarnya hanya memberikan ilusi koneksi sosial. Banyak orang merasa terhubung secara digital, tetapi kehilangan interaksi emosional yang bermakna, yang pada akhirnya menyebabkan mereka merasa terisolasi secara emosional.
  • Perubahan Dinamika Sosial dan Individualisme
    Dalam masyarakat yang semakin mengedepankan individualitas, manusia cenderung berfokus pada pencapaian pribadi dan kebebasan individu. Akibatnya, waktu untuk membangun koneksi sosial yang bermakna semakin berkurang. Kebebasan yang berlebihan tanpa adanya ikatan sosial dapat menimbulkan perasaan keterasingan sosial.
  • Ketergantungan pada Hubungan Superfisial
    Ketergantungan pada hubungan sosial yang dangkal dapat meningkatkan perasaan keterasingan. Meskipun dikelilingi oleh banyak orang, hubungan yang tidak memberikan kepuasan emosional yang mendalam akan membuat seseorang merasa semakin kesepian. Dalam hal ini, kualitas hubungan sosial jauh lebih penting dibandingkan kuantitasnya.
  • Perubahan Struktur Keluarga dan Dukungan Sosial
    Keluarga dan dukungan sosial memiliki peran penting dalam membangun kesejahteraan emosional. Misalnya, perubahan struktur keluarga seperti meningkatnya jumlah keluarga yang hidup terpisah atau tidak lengkap dapat menimbulkan perasaan kesepian karena berkurangnya peran keluarga sebagai dukungan sosial utama.

Kesimpulan

Perasaan kesepian atau keterasingan adalah bagian dari kehidupan setiap manusia, terutama dalam masyarakat modern yang semakin individualistis. Kesepian merupakan konsekuensi dari kebebasan yang dimiliki manusia modern. Meskipun demikian, kita dapat mengatasi perasaan ini dengan mencari hubungan yang bermakna dan tidak bergantung pada status sosial atau teknologi. Dengan mengurangi ketergantungan pada media sosial dan menciptakan aktivitas yang kreatif serta produktif di lingkungan sosial, kita dapat mengurangi perasaan kesepian, bahkan di tengah keramaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun