Mohon tunggu...
Rafly Ratunuman
Rafly Ratunuman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Game dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Nilai-Nilai yang Ada dalam Seni Bantengan Jawa Timur

17 Juli 2024   20:19 Diperbarui: 17 Juli 2024   20:46 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rafly Ratunuman -- 1462000096 -- Teknik Informatika

Desa Kesimantengah, Pacet, Mojokerto -- Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melakukan KKN yang berdurasi selama 12 hari, dimulai dari tanggal 10 Juli 2024 -- 21 Juli 2024, pada KKN kali ini kelompok kami melakukan pembuatan film dokumenter tentang Kesenian Bantengan yang ada di Kesimantengah. Kami melakukan wawancara kepada Bapak Kasihan selaku koordinator Komunitas Kesenian Bantengan yang ada di Kesimantengah.

Asal-usul dan Sejarah

Seni bantengan berasal dari tradisi Jawa Timur yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Awalnya, bantengan digunakan dalam ritual keagamaan untuk mengusir roh jahat atau mengusir musuh-musuh yang mengganggu. Namun, seiring berjalannya waktu, seni ini berkembang menjadi sebuah pertunjukan yang dilakukan dalam rangkaian upacara adat, seperti saat musim panen tiba atau untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat.

Bentuk dan Teknik Pembuatan

Bantengan dibuat dengan menggunakan teknik anyaman bambu yang rumit dan presisi. Konstruksi bantengan terdiri dari rangka bambu yang kuat dan tahan lama, yang kemudian diberi dekorasi warna-warni cerah yang melambangkan keberagaman alam dan kehidupan. Setiap bantengan biasanya didekorasi dengan motif-motif tradisional yang mewakili identitas budaya dan kepercayaan masyarakat setempat.

Simbolisme dan Makna

Pada intinya, bantengan melambangkan semangat gotong royong dan kekuatan bersama. Ketika pemuda-pemuda desa menggerakkan bantengan dalam tarian yang anggun, mereka tidak hanya menghidupkan kembali sejarah dan tradisi nenek moyang mereka, tetapi juga menghormati hubungan harmonis dengan alam sekitar. Gerakan-gerakan yang halus dan teratur menggambarkan kelembutan gerakan kerbau asli, sementara kostum dan topeng kayu yang mereka kenakan menjadi simbol keanggunan dan keteguhan hati.

Pencapaian dan Tantangan

Meskipun seni bantengan terus hidup dan berkembang, tantangan tetap ada dalam upaya menjaga keaslian dan relevansinya di tengah arus modernisasi. Namun, berkat kesungguhan masyarakat dalam melestarikan tradisi ini dan dukungan dari berbagai pihak, seni bantengan tetap menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan menghormati warisan budaya nenek moyang mereka.

#KKNUNTAG #UNTAGSURABAYA #KITAUNTAG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun