Mohon tunggu...
Rafly Pieter
Rafly Pieter Mohon Tunggu... Wiraswasta - ana bae2 🤫

Tuhan Yesus Baik 😇

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merindukan Pemimpin Tegas Berkarakter Penyatu Keberagaman Bangsa

11 Juni 2014   03:47 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:18 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kapan & Mungkinkah

Sudah terlalu lama bangsa Indonesia kehilangan sosok pemimpin yang sejati. Keprihatinan saya terhadap masa depan bangsa ini bukan semata-mata retorika belaka tetapi mencoba membangun argumentasi historis sebagai suatu bangsa yang pernah Berjaya pada masa lalu. Keberhasilan pendiri bangsa ini yang mampu menyatukan pikiran dan semangat masyarakat di seluruh Indonesia untuk satu tujuan kemerdekaan patut menjadi contoh, namun sampai sekarang belum mampu di implementasikan kembali oleh pemimpin-peminpin Indonesia selanjutnya.

Padahal menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :

- Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.

- Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.

- Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Jika kita melihat hal tersebut, mungkin hal ini memang belum mampu di implementasikan secara nyata. Disisi lain, dinamika masyarakat Indonesia yang telah jauh berubah dan berkembang, mengharuskan pemerintah seharusnya lebih mampu mengontrol dan memperhatikan kepentingan masyarakat secara keseluruhan dan menjamin hak-hak masyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakang budaya dan suku yang beragam di Indonesia. Pencapaian-pencapaian yang dulu telah menjadi fondasi kemandirian bangsa ini telah hancur akibat pengkotak-kotakan kepentingan oleh sebagian besar pengambil kebijakan negeri ini.

Walaupun konteks sekarang berbeda dengan masa awal kemerdekaan, tetapi pemerintah harus mampu menumbuhkan rasa nasionelisme yang tinggi sebagai jadi diri bangsa ini. seperti yang selalu ditekankan presiden pertama Indonesia yaitu nasionalisme dan menjadi bangsa yang mandiri.

Kita tau dan bukan rahasia umum Indonesia adalah bangsa yang kaya sumber daya alam, kita tau Indonesia mampu mandiri, tetapi kecenderungan pemimpin-pemimpin sekarang seperti tidak tau dari mana memulai pembangunan bangsa. Potensi yang tak mampu dikelola dengan baik, pembangunan hanya diprioritaskan pada investasi asing dan efeknya hutang yang terus bertambah setiap berganti masa kepemimpinan yang menyebabkan kita menjadi rapuh dan cenderung tunduk pada control asing yang mengeruk harta terpendam Indonesia.

Walaupun sudah jelas dalam UUPA disebutkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, selalu saja bukan masyarakat yang di untungkan tetapi hanya segilntir orang dan pihak asing yang diuntungkan. Dimana letak keadilan dinegara hukum ini…

Saat masyarakat mulai bosan dan jenuh serta mulai mempertanyakan, ujung-ujungnya mereka cenderung membela diri, ada yang bilang karena sistem. Ada yang bilang karena terlalu banyak hukum yang tumpang tindih dan banyak hal yang bisa dikatakan pada public.

Terlepas dari semua itu, masyarakat Indonesia membutuhkan langkah kongkrit menuju Indonesia yang mandiri dan menjadi bangsa yang bermartabat. Terlalu lama gebrakan yang dinantikan masyarakat untuk menuju kejayaan seperti masa awal kemerdekaan tak kunjung mampu di buat oleh pemimpin-pemimpin yang ada sekarang ini.

Berapa banyak masyarakat yang digusur hanya untuk eksploitasi tambang oleh asing, berapa banyak rakyat Indonesia yang sengsara belum merdeka secara ekonomi, berapa banyak hak-hak masyarakat yang dikekang,,,,?

Akhirnya hanya seperti bermimpi, semoga pemilu yang akan datang menghasilkan seorang pemimpin yang tegas berkarakter serta menyatukan pikiran dan keberagaman bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, menjaga kedaulatan Indonesia, membawa kemakmuran bagi rakyat dan menjadi bangsa yang berjaya di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun