kopimu sudah dingin;
ingin tetap kau minum atau kuganti dengan yang baru?
'yang baru bisa? aku ingin menghangatkan tubuhku yang gigil.'
tetapi aku tidak bisa memastikan rasa kopi yang sama, setelah aku meracik kopimu yang kedua.
'memangnya, apa bedanya racikan yang pertama dengan yang kedua? bukankah semua kopi sama?'
jelas beda. kopi yang pertama aku racik dengan bubuk-bubuk halwa, lalu kutabur dan ku aduk bersamaan dengan hatiku yang larut dalam cangkirmu.
'lalu, yang kedua?'
aku meraciknya dengan penyeselan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H