Mohon tunggu...
Rafly Febriansyah
Rafly Febriansyah Mohon Tunggu... Security - Scavenger Poem

Ada yang harus aku tuju, kemudian aku buat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Bersemi di Belahan Utara Bumi

24 September 2019   04:17 Diperbarui: 24 September 2019   04:24 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi; Muhajiribnu

Untuk rasa yang telah menyatu dalam karsa
juga kebodohan dan kebohongan yang turut hadir,
tentu saja aku akan menyakitimu
tentu saja kau akan menyakitiku
dan tentu saja kita akan menyakiti satu sama lain.

Tetapi ini adalah kondisi yang sangat baik
untuk menjadi musim semi

Kita harus membiarkan musim dingin lenyap
menjadi ranting-ranting kering yang sepi
menegahkan matahari mengepakkan panasnya
di belahan utara bumi.

Kau tidak usah memperdulikan kapan air matamu akan jatuh kembali
atau memikirkan dimana tempat persembunyian untuk merenung
sebab musim semi adalah tempat ketentraman.

Tunas-tunas bunga bermunculan menyorotkan keelokannya
para hewan terbangun kembali dari hibernasi
seolah-olah bumi kembali hidup
dan berhasil mencairkan kebekuan musim dingin,
para petani mulai bercocok tanam dan berkebun
sebab suhu udara, perlahan menjadi hangat.

Kita tak semestinya berjalan terlalu lama diatas air
juga menyelam terlalu jauh didalam tumpukan dedaunan gugur,
ada rasa yang harus kita eratkan kembali
ada hati yang harus kita lingkari didalam semi
jangan kau biarkan debu itu larut kedalam air
atau membiarkan angin terbang terbawa hembusan sayap burung.

Aku percaya kita akan baik-baik saja
didalam kesemian rasa yang menyatu utuh dalam patuh
dibelantara dunia yang penuh akan hal-hal sementara,
dan kau adalah angin abadi dalam penyejuk rasa.

Cirebon, 24 September 2019

Rafly Febriansyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun