Aku khawatir mereka tertipu dengan cinta yang hanya mengakhiri dengan sebuah luka. Banyak pelajaran yang aku harus ambil dari makhluk hidup yang hidup dalam derita. Karena akupun sama meraskannya, dan selarasnya aku bantu mereka, tetapi aku belum terlalu sempurna memberi kasih kepada mereka. Sebab, aku masih setengah meraskannnya.
Sedikit dan hampir usai sebuah perjalanan, dan aku akan berpijak ketempat persinggahan. Entah dimana, dengan siapa dan mau apa. Tapi aku akan menyukainya, aku harap ini adalah tempat dimana Cinta dan harapan terpakai dengan sebenar-benarnya.---Tidak lama aku melangkah, tempat singgah pun terbuka mesra di depan mata.Â
Tempat ini tidak asing bagi semua orang, hanya saja dulu aku yang sengaja mengasingkannya sehingga baru sekarang memijaknya lagi. Sangat sederhana, dengan dinding yang masih belum sempurna dan lantai yang masih lembab dengan tanah disekitarnya.Â
Tetapi aku merasakan kenyamanan itu. Aku belum meluapkan cinta dan harapan, tetapi Ia memberiku utuh didalam persinggahan dengan cinta dan harapan yang sungguhan.
Aku mulai merebah didalamnya, Ia pun dengan cekat untuk meniduriku dalam karsanya. Entah apa, aku merasa tergantikan dengan harapan lebih, dengan harapan yang dulu pernah kusetubuhi.Â
Ini adalah Cinta sesungguhnya, aku berserah kepadanya dan Ia pun mengabulkan harapanku dengan mesranya. Dari sini aku akan memulai untuk bercinta dengan harapan sesungguhnya. Karena Tuhan adalah tempat terbaik ketika hati sudah terlalu sakit untuk dikhianati.
" Aku akan berlayar keseluruh penjuru lautan dengan Cinta dan Harapan untuk-Nya, lalu melakukan persinggahan bersama cinta-Nya didalam harapan yang luas. Tanpa alas! "
Brecheletzsche.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H