Mohon tunggu...
Rafli Syahrizal
Rafli Syahrizal Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Sastra Indonesia, UI

Tinggal di Depok. Belajar di SMAN 10 Bogor, UI, dan di manapun. Blog: https://rafleee.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Layangan Putus (Bukan yang Itu)

12 Mei 2020   14:50 Diperbarui: 12 Mei 2020   15:09 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Woi, layangan putus! Layangan putus!"⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Tiap anak yang mendengar suara teriakan itu, niscaya akan menangkapnya sebagai sebuah pesan satu komando. Lari!⁣

Sesegera mungkin mereka lari terbirit-birit mengejar sebuah layang-layang yang baru saja kalah dalam medan pertempuran di udara.⁣

Dulu aku pun begitu. Berlari kencang dengan kepala mendongak ke atas mengawasi arah terbang layang-layang.  Terkadang tak sadar menabrak teman yang seakan menjadi "musuh sesaat" kala itu.  

Bak seorang Ninja Warrior yang menaklukan tiap obstacle, untuk dapat mendapatkan layang-layang, aku dan teman-teman tak jarang terpeleset jatuh di sawah, menginjak benda tajam, seperti cangkang keong yang sudah tak bertuan. Namun, biasanya jika belum terlalu parah, segera bangkit dan berlari lagi. ⁣

Sepanjang pengalaman aku mengejar layang-layang putus. Seingatku, baru dua kali aku menjadi pemenang. Itu pun, salah satunya harus rela disobek oleh mereka yang tak rela karena gagal dapat layangan gratisan *aku pun pernah ikut sobek" layang-layang milik temanku karena merasa kesal, tak rela kalah :(

Terkadang ada hal-hal yang tidak masuk akal saat aku mengenang kisah ini. ⁣
Kok mau ya dulu aku capek-capek ngejar layangan putus? Padahal harganya dulu engga seberapa *biasanya sih gopek (uang jajan sehari dulu, wkwk). Bikin pun sebenernya ga susah gitu.⁣

Terus, kalau dipikir" kok sebegitu teganya dulu pernah sobek" layangan yg didapetin orang *kalian pernah juga kan? Ayo ngaku, haha⁣

Itu semua sebenernya sarat pelajaran. Satu hal, tentang perjuangan. Ya, ngejar layangan itu sesuatu hal yang asik, punya nilai kompetitif, kita diajarin juga buat solid. Bahwa menjadi pemenang itu ga mudah, perlu perjuangan untuk bisa lebih baik dari orang lain. Dari temen-temen kita sendiri.⁣
---------------------------------------------------------------------------- 

Solid buat sobekin bareng" layangan orang, haha. *Hus ini mah bukan solid ya. Ini ga ikhlas aja. "Daripada gue gadapet, mending gaada yg dapet sama sekali"⁣
-Ini kata haters (orang-orang yang tak rela kalah) pengejar layangan :)

Pastinya quotes di atas tidak untuk ditiru. Hanya untuk dikenang, tidak untuk diulang ya.

Nah, tentu di bulan Ramadhan ini, sudah menjadi musiman, bermain layang-layang menjadi permainan yang digandrungi anak-anak saat Ramadhan. So, keep healthy, jaga terus kondisi, dan tetap perhatikan social distancing ya kawan-kawan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun