Mohon tunggu...
Rafli Hasan
Rafli Hasan Mohon Tunggu... -

columnist, urban traveler, blogger

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pancasila: Warisan Terbesar Bangsa Indonesia

2 Juni 2012   03:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:30 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1338607155852389663

1 Juni kemarin, rakyat Indonesia merayakan peringatan Hari Kelahiran Pancasila, atau hari dimana untuk pertama kalinya Pancasila dijadikan bagian dari pidato Presiden Sukarno dan menetapkannya sebagai dasar negara Indonesia, yang mewakili semua kepentingan dan golongan serta suku, agama dan ras. Konsep kebhinnekaan yang terkandung dalam Pancasila menjadi warisan tertinggi yang pernah diperoleh rakyat Indonesia juga merupakan hadiah terbesar umat Islam kepada rakyat Indonesia khususnya kaum monoritas.

Dalam sejarahnya, konsep ketuhanan dalam sila pertama Pancasila, sempat diperdebatkan oleh kelompok minoritas, khususnya yang berada di kawasan Indonesia bagian timur dimana dalam sila pertama disebutkan “Ketuhanan Yang maha Esa, dengan melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dirubah dengan menghilangkan bagian terakhir tentang syariat Islam. Hal ini tidak mungkin terjadi tanpa kelapangan dan kebesaran jiwa umat Islam Indonesia sebagai golongan mayoritas di negeri ini, bahkan di seluruh dunia. Dan konsep ini terlahir di tengah dunia tengah sibuk akan berbagai konflik mayoritas dan minoritas, agama, suka dan ras di dunia, namun bangsa Indonesia telah berhasil melahirkan sebuah konsep pluralisme yang bernilai sangat tinggi. Tidak kalah dengan swadeshi yang dimiliki oleh India yang mengajarkan kecintaan absolut kepada semua hal tentang India ataupun Bushido yang dimiliki bangsa Jepang dengan nilai-nilai kesetiaan dan pengabdian, Pancasila berdiri tegak menjamin penghormatan akan keberagaman Indonesia.

Saya mengambil contoh daerah yang konon sangat ketat dalam menganut prinsip-prinsip keislaman, Aceh, daerah di ujung barat Indonesia yang menerapkan syariat Islam dalam kehidupan sosial dan budayanya tetap mengedepankan ke-pancasilaan sebagai konsep tunggal bangsa yang sebenarnya dalam Pancasila sendiri terkandung nilai-nilai luhur dalam syariat Islam seperti ketuhanan, kemanusiaan dan keadilan. Pelaksanaan syariat islam di Aceh sendiri sempat mendapatkan kritik dari Menteri Kabinet Inggris, Baroness Sayeeda Warsi karena dianggap bertentangan dengan HAM atas pelaksanaan hukuman cambuk dan rajam. Namun berbeda dengan syariat Islam yang berada di negara-negara Timur Tengah dan Malaysia, syariat Islam di Aceh berjalan berdasarkan falsafah Pancasila dengan mengedepankan toleransi dan kemanusiaan. Hukuman cambuk dan rajam di Aceh bukan dilandasi oleh niat untuk menyiksa maupun bahkan membunuh, namun lebih dari upaya Pemerintah Aceh menimbulkan efek jera dan menegakkan syariah Islam.

Syariah Islam dalam negara Pancasila bukanlah konsep yang bertentangan sebagaimana dipandang oleh dunia luar. Tetapi merupakan keselarasan dalam keberagaman, menghormati segala perbedaan dan mengedepankan toleransi dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Selamat hari Pancasila, semoga Pancasila semakin sakti di waktu-waktu mendatang.

Salam, Rafli Hasan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun