Mohon tunggu...
Rafli Al Kautsar
Rafli Al Kautsar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang yang sedang menempuh jalan cahaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengingat Kembali Peran Muslimah Terhadap Pendidikan

21 Mei 2024   23:47 Diperbarui: 21 Mei 2024   23:51 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paradigma tentang wanita yang tidak perlu berpendidikan, yang tertanam dalam masyarakat, masih banyak pada saat ini, khususnya di negara-negara berkembang. Masyarakat menganggap wanita seharusnya hanya mengurus rumah, padahal pendidikan tidak mengenal gender. Wanita juga memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan kesejahteraan melalui ilmu. 

Ada beberapa faktor mengapa wanita banyak yang terpaksa meninggalkan pendidikannya, yaitu pengaruh orangtua, lingkungan, budaya, adat istiadat, serta agama. Wanita seharusnya menjadi salah satu kekuatan dalam pondasi pendidikan yang ada sekarang. Di dalam Islam, wanita kelak berperan sebagai seorang ibu yang akan menjadi madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya. Bagaimana generasi-generasi baru akan maju dan visioner jika pondasi awal pendidikannya kurang baik.

Afghanistan adalah salah satu contoh negara yang melarang wanita melanjutkan pendidikannya ke tingkat lanjut semenjak berkuasanya Taliban di negara mereka. Ini sangat disayangkan mengingat penggagas universitas adalah seorang Muslimah. Banyak yang belum mengetahui bahwa universitas yang menghasilkan pengaruh besar terhadap pendidikan masyarakat saat ini awalnya digagas oleh seorang Muslimah bernama Fatimah binti Muhammad al-Fihriya al-Qurashiyah atau yang biasa dipanggil Fatimah al-Fihri. Beliau lahir pada tahun 800 M di Al-Qayrawan, Tunisia. Dan wafat pada tahun 880 M di Fez, Maroko.

Fatimah al-Fihri adalah seorang Muslimah yang berdedikasi tinggi terhadap pendidikan, Perjalanan pendidikan yang dimulainya merupakan tonggak penting dalam sejarah peradaban Islam, Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya Masjid Al-Qarawiyyin sekaligus madrasah pada awalnya hingga berkembang pesat menjadi Universitas Al-Qarawiyyin pada tahun 1963 dengan tujuan memberikan akses  pendidikan kepada masyarakat. 

Al-Qarawiyyin dibangun oleh Fatimah setelah beliau dan keluarganya hijrah dari Tunisia ke Kota Fez, Maroko, pada awal abad ke-9 M. Universitas Al-Qarawiyyin sebagai lembaga pembelajaran islam sekaligus pusat pengetahuan yang terletak di Fez ini menjadi universitas pertama dan tertua di dunia. 

Keberhasilannya di dalam dunia pendidikan menegaskan peran penting wanita dalam menyebarkan ilmu pengetahuan menjadi alasan mengapa Fatimah dijuluki Umm al-Banin yang artinya "ibu dari anak-anak". Karena dengan warisannyalah melalui pendidikan manusia sekarang bisa mendapatkan pendidikan dan mencari ilmu pengetahuan secara luas dan universal.

Dengan banyaknya jasa beliau pada dunia pendidikan, ini bukan menjadi alasan lagi bahwa wanita tidak perlu melanjutkan pendidikan. Setiap wanita,dengan segala potensi, bakat dan, kecerdasan yang dimilki selayaknya untuk mengeyam pendidikan tinggi, hal ini penting agar mereka dapat memberikan kontribusinya terhadap dunia pendidikan sehingga dapat melahirkan generasi-generasi penerus yang membawa kemajuan terhadap peradaban dunia dan membangun masyarakat. Wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun