Mohon tunggu...
Rafli Al Kautsar
Rafli Al Kautsar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang yang sedang menempuh jalan cahaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hidup Indah dengan Bertasawuf

15 Mei 2024   21:33 Diperbarui: 22 Mei 2024   00:28 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tasawuf atau Sufisme merupakan salah satu dari banyak ajaran Islam yang ada. Sufisme muncul di wilayah Timur Tengah pada awal abad pertengahan, yaitu sekitar abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Tasawuf menjadi cabang ilmu yang berfokus kepada ketauhidan kepada Allah Ta'ala, menjadikan-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Tunggal.

Tasawuf menjadi ilmu yang penting bagi kita dalam berkehidupan. Tasawuf mengajarkan bagaimana cara menyucikan jiwa dan hati, membuang nafsu dan syahwat, serta meneguhkan hati dengan hal-hal Keilahian. Orang yang bertasawuf dengan benar akan merasakan bagaimana nikmat cinta kasih yang diberikan oleh Allah Ta'ala.

Zuhud terhadap hal-hal duniawi merupakan sikap yang ditekankan oleh para Sufi, yang mana tidak memiliki kecenderungan terhadap dunia dengan mendahulukan hubungannya dengan Allah di atas yang lainnya. Sahl bin Abdullah Tustari, seorang tokoh Sufi terkenal, berkata, "Dia yang menundukkan jiwanya dengan perilaku yang benar menyembah Allah dengan tulus."

Keikhlasan dalam bertasawuf merupakan syarat penting dalam menjalani ilmu ini, karena keikhlasan menjadi pembersih hati untuk seseorang bisa mendapat kedamaian dan ridho Allah Ta'ala dalam menuju perjalanan spiritualnya. Di dalam ajaran Tasawuf, terdapat empat tingkatan, yaitu:

Syariat: Syariat merupakan tingkatan yang paling awal dalam bertasawuf, menjadi landasan dasar untuk mencapai tingkatan-tingkatan selanjutnya. Seseorang yang ingin bertasawuf harus memahami dan mengamalkan syariat-syariat yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Jalan untuk sampai kepada Allah Ta'ala adalah dengan menuntun jasad mengikuti jalan yang lurus dengan mematuhi seluruh hukum-hukum syariat, baik siang maupun malam.

Seseorang harus mematangkan terlebih dahulu tahapan dasar ini, karena dalam bertasawuf, kita dilarang mempelajari ilmu ini secara melompat ke tahap akhir sebelum memahami dasarnya. Allah Ta'ala berfirman dalam surah Ali Imran ayat 102, "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim." Syariat merupakan fondasi fundamental yang menuntun manusia dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Tarekat: Tahapan ini adalah tahapan setelah syariat, di mana terdapat metode-metode dalam menuju jalan Allah. Yang paling lazim umumnya seperti metode zikir, puasa, khalwat atau menyendiri untuk fokus beribadah, riyadhah yaitu melatih diri dalam melakukan amalan-amalan , dan mujahadah yaitu berjuang melawan nafsu yang ada pada diri

Makrifat: Makrifat adalah tahap selanjutnya setelah Tarekat. Makrifat sendiri adalah tahapan di mana Sufi telah mencapai hubungan spiritual yang cukup dekat dengan Allah SWT. Seseorang akan mencapai Makrifat ketika tidak ada lagi ruang selain Allah di hatinya. Para ahli Makrifat memiliki hati yang bisa mengetahui cahaya Allah dengan rahasia hati dalam hijab, tuli dari makhluk, dan buta dari pandangan, mereka bisu mengucapkan pengakuan dusta.

Hakikat: Hakikat adalah tingkat terakhir dalam bertasawuf. Hakikat adalah ketika seorang Sufi mencapai kemakrifatannya dengan sempurna, yaitu mengetahui hakikat-hakikat sesuatu termasuk rahasia-rahasia keghaiban yang belum terungkapkan. Tahapan ini adalah tahapan di mana seorang Sufi sudah memiliki pemahaman yang mendalam dalam prosesnya, yaitu bermakrifat kepada Allah SWT.

Bertasawuf merupakan jalan spiritual yang indah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Tasawuf dengan benar, kita dapat mencapai kebahagiaan dan kedamaian sejati dalam hidup. Tentunya dalam mempelajari ilmu ini perlu adanya Mursyid yang membimbing kita dalam bertasawuf secara mendalam, Mursyid adalah Guru yang membimbing dan menuntun muridnya dalam perjalanan spiritual untuk lebih dekat kepada Allah SWT agar perjalanan menuju kemakrifatan berjalan dengan lurus dan sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun