Mohon tunggu...
Rafli Al Kautsar
Rafli Al Kautsar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang yang sedang menempuh jalan cahaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab yang Membuat Peradaban Islam Tertinggal Sekarang

3 April 2024   00:47 Diperbarui: 3 April 2024   00:49 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah kita ketahui bahwa di masa lalu peradaban islam menjadi peradaban yang memberikan sumbangsih dan kontribusi yang besar terhadap peradaban dunia yang ada sampai saat ini. Banyak diantaranya kontribusi peradaban islam terhadap kemajuan seperti contohnya di bidang kedokteran, bidang sains, teknologi dll. 

Namun pernahkah terpikir oleh kita mengapa perkembangan-perkembangan yang ada pada saat ini mayoritas banyak dikuasai oleh Barat khsususnya di bidang tekonologi dan sains. Ada banyak faktor tentunya yang memengaruhi tergerusnya peradaban islam dalam bidang teknologi dan sains ini.

Tak bisa dipungkiri bahwa peradaban barat saat ini lebih maju dibanding peradaban Islam, dunia sekarang mengakui kehebatan perkembangan teknologi dan sains dari barat yang menjadi tolak ukur suatu pengembangan bagi bangsa di dunia. 

Kesalahan terbesar umat islam dalam hal ini adalah rasa berpuas diri yang berlebihan, dahulu ilmuwan-ilmuwan muslim berhasil menemukan banyak penemuan-penemuan dalam bidang tekonologi dan sains, namun karena rasa berpuas diri yang besar kini penemuan-penemuan tersebut tidak ada originalitasnya dari peradaban islam, sehingga ketika para ilmuwan-ilmuwan hebat muslim meninggal tidak ada lagi penerus yang mengembangkan keilmuwan mereka, hingga pada akhirnya pihak baratlah yang mengambil alih pengembangan keilmuwan. 

Umat islam seharusnya tidak perlu marah pada saat barat mengklaim suatu pengembangan keilmuwan karena kita sendirilah yang salah mengapa umat islam tidak berani dalam persaingan pengembangan keilmuwan saat ini.

Faktor kedua adalah umat islam saat ini lebih cenderung tidak melaksanakan tuntunan islam yang sudah disampaikan. Salah satu pernyataan kontroversial Syeikh Muhammad Abduh seorang tokoh pembaru muslim dari Mesir, beliau berkata "Aku melihat islam di barat tetapi aku tidak melihat muslim di sana. Aku melihat muslim di Arab tetapi aku tidak melihat islam di sana." 

Dapat ditafsirkan bahwa pernyataan ini merupakan sebuah sindiran kepada umat islam bahwa umat islam pada saat ini hanya mengetahui syariat-syariat namun tidak melaksanakannya, seperti contohnya adalah terkait hal dasar saja di Eropa sedikit kita jumpai sampah-sampah yang tergeletak sembarangan di tepi jalan ataupun sungai bahkan sampah di sana dijadikan energi terbarukan seperti energi listrik dari uap sampah, sedangkan di negara-negara dengan penduduk mayoritas islam yang banyak seperti Indonesia, Bangladesh, Pakistan dan lain-lain malah menyepelekan masalah sampah ini dengan banyaknya sampah yang mencemari lingkungan. 

Cukup aneh tentunya Islam yang mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan lingkungan namun umatnya kini kurang menjalankannya. Allah sudah menerangkan secara nyata dalam Al-quran pada surah Al-'Araf ayat 56:

"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan."

Harapan Seandainya saja umat islam menjalankan ajaran-ajaran islam dengan benar seperti kasus lingkungan ini, seperti contoh bagaimana mengolah sampah menjadi suatu hal yang bermanfaat, maka peradaban islam akan berbicara banyak pada saat ini dan di masa depan, namun sekarang nyatanya tidak sehingga negara-negara islam sekarang tertinggal dalam hal masalah lingkungan. Yang dimana Eropa sudah berhasil mengubah sampah menjadi listrik sedangkan umat islam masih mengubah sampah menjadi polusi. Maka dari itu perlunya keseriusan seluruh elemen umat islam di seluruh dunia untuk dapat maju secara signifikan dalam perdadaban dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun