Nama  : Muhammad Rafli Adi FirmansyahÂ
NIM Â Â : 2330024002
Kelas  : A Gizi
Halo sobat kompasiana, perkenalkan nama saya Muhammad Rafli Adi Firmansyah atau bisa dipanggil Rafly.
Saya berdomisili di Sidoarjo dan saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Pada tanggal 12 Februari 2023, Saya memulai tracking pendakian gunung penanggungan pada malam hari pukul 23.30. Pas waktu saya memulai tracking, tak berselang lama saya disusul oleh 4 orang pemuda yang ingin barengan tracking pada malam itu, karena 4 pemuda tersebut hanya membawa 1 senter kecil, sedangkan mereka akan tracking saat malam hari yang gelap gulita, akhirnya kita berangkat tracking barengan pada malam itu. Pada saat kita tracking selama 15 menit, salah satu dari mereka ingin beristirahat sebentar karena dia kecapekan dan badannya sangat lemas. Saya berfikir, "baru lima belas menit loh? masa udah lemas?", akhirnya berhenti sebentar untuk istirahat dan saya bertanya kepada salah satu dari mereka, "mas temannya kenapa kok bisa sampai lemas banget gitu?", mereka bilang "arek iki mari mendem mas." Â dalam bahasa jawa artinya "anak ini habis minum(mabuk) mas." Akhirnya pas saya mendengar kalau dia lagi mabuk, saya langsung merawat dia agar pikirannya kembali tenang dan bisa melanjutkan tracking. Setelah 10 menit istirahat, akhirnya kita melanjutkan tracking selama 2 jam dan sampai pada pos 4, karena dikhawatirkan imun badan melemah akhirnya kita memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu karena cuaca sangat dingin sehingga suhunya mencapai 14 C. Kami melanjutkan tracking lagi setelah sholat subuh dan sampai puncak bayangan jam 7 dan disitu kami memasang tenda buat istirahat dan menaruh barang barang kami dan memasak makanan untuk sarapan pagi. Setelah selesai sarapan, kami lanjut tracking ke puncak tertinggi gunung penanggungan yaitu puncak pawitra. Saat perjalanan tracking ke puncak pawitra, kami merasa sangat payah dan capek karena tracknya sangat terjal dengan tingkat kemiringan 60. Akhirnya kita sampai di puncak pawitra pukul 09.11 dan menikmati indahnya pemandangan dari puncak penanggungan.
Tetapi tak berselang lama, badai kabut menyelimuti puncak membuat kami kedinginan dan hampir mengalami hipotermia, kami memutuskan untuk berfoto sebentar kemudian turun ke puncak bayangan karena cuaca sangat ekstrem dikhawatirkan terjadi apa apa.
Sekian cerita singkat saya terimakasih sudah membaca dan menyimaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H