Bola Seluruh Indonesia (PSSI) secara resmi mengumumkan bahwa mereka mengakhiri kontrak dengan Shin Tae-yong, pelatih yang telah memimpin tim nasional Indonesia sejak 2019. Pemecatan ini dilakukan setelah evaluasi mendalam atas performa timnas dalam berbagai ajang, termasuk hasil buruk dalam Piala AFF 2024 dan tantangan di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai perjalanan, alasan, dan dampak dari pemecatan tersebut:
Pada 6 Januari 2025, Persatuan Sepak1. Perjalanan Karier Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
Shin Tae-yong ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Indonesia pada 28 Desember 2019. Pelatih asal Korea Selatan ini diharapkan dapat mengubah wajah sepak bola Indonesia, terutama dalam hal pengembangan pemain muda dan pembentukan tim yang tangguh.
Di awal masa kepelatihannya, Shin menunjukkan hasil positif dengan membawa Indonesia ke final Piala AFF 2020, meskipun gagal meraih gelar. Ia juga berhasil membawa timnas lolos ke Piala Asia AFC 2023, sebuah pencapaian besar mengingat Indonesia terakhir kali tampil di ajang tersebut pada 2007. Shin dikenal sebagai pelatih yang disiplin dan fokus pada peningkatan fisik serta mental pemain.
Namun, perjalanan timnas di bawah Shin tidak selalu mulus. Seiring waktu, sejumlah kekurangan mulai terlihat, terutama dalam implementasi strategi dan pencapaian target yang telah ditetapkan PSSI.
2. Evaluasi dan Alasan Pemecatan
a. Masalah Komunikasi dan Strategi
Menurut Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, salah satu alasan utama pemecatan Shin Tae-yong adalah kurangnya komunikasi yang efektif antara pelatih dan pemain. Hal ini berdampak pada implementasi strategi yang seringkali tidak berjalan sesuai rencana. Erick menekankan bahwa tim membutuhkan pelatih yang mampu menyampaikan instruksi dengan jelas dan membangun hubungan yang harmonis dengan seluruh pemain.
b. Kegagalan di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 menjadi salah satu momen krusial yang memengaruhi nasib Shin Tae-yong. Timnas Indonesia gagal mencapai target yang telah ditetapkan, meskipun diharapkan mampu meraih hasil maksimal. Kekalahan di beberapa pertandingan penting memicu kritik tajam dari publik dan memunculkan keraguan atas kemampuan Shin dalam memimpin tim.