A. Latar Belakang MasalahÂ
Karbondioksida (CO₂) merupakan salah satu factor penyebab suhu meningkat di Bumi dan menimbulkan bencana iklim. Karbondioksida berasal dari kendaraan, baik motor maupun mobil. Pertumbuhan kota yang mengarah menuju urbanisasi, meningkatkan akitivitas dan kendaraan- kendaraan di Kota Metropolitan , hal ini berdampak negative dari emisi  karbondioksida juga terus meningkat. Saya ambil contoh kasus dari Kawasan Perkotaan Bandung  , rata-rata efisiensi emisi karbodioksida di perkotaan meningkat  dari 1% menjadi 6,5%. Hal ini dilatabelakangi oleh mayoritas penduduk bekerja/ mencari nafkah di perkotaan, pola kerja dan gaya hidup terus berkembang hingga menjadi kebiasaan hidup sehari-hari. Apalagi urbanisasi juga sebagai salah satu factor penduduk kota terus meningkat, jika pertumbuhan penduduk berlanjut tampa ada batasan maka pertumbuhan kendaraan juga meningkat. Alhasil, masyarakat akan menggunakan produk bahan bakar kendaraan yang menimbulkan emisi karbondioksida (CO₂).
B. Solusi yang Ditawarkan.
Program yang diimplementasikan dalam melindungi lingkungan dan alam di Indonesia khususnya perkotaan , salah satunya program “ Walkable City “, program anjuran  bagi masyarakat kota agar mengurangi pemakaian kendaraan dan menjaga lingkungan dengan berjalan kaki, dimana masyarakat kota yang ingin berpergian dengan jarak dekat dianjurkan berjalan kaki. Terutama diperlukan taman – taman kota yang strategis agar pejalan kaki nyaman sambil menghirup udara segar. Walkable city diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam menjaga keseimbangan lingkungan, Di samping itu, diperlukan akses transportasi public seperti penjempuatan ojek online, halte transjakarta, halte bus, zebra cross, tempat pembuangan sampah. Semua itu menjadi sistem dalam implementasi program  walkable city. Â
C. Analisis Penulis Mengenai  Program Tersebut
Dalam program tersebut , penulis berargumen bahwa program tersebut tentu membutuhkan dana yang besar dalam lingkup pembangunan trotoar yang memadai, taman – taman kota yang layak,  dan sosialisasi kepada masyarakat . Rangkaian pembangunan tersebut tentu saja membutuhkan waktu dalam jangka panjang, hal itu agar bisa diterima masukan kepada masyarakat perkotaan. Program  “ Walkable City “ membutuhkan investasi dana pemerintah atau perusahaan besar yang ikut berkontribusi dalam mensukseskan program tersebut. Alhasil,  jumlah lapangan pekerjaan turut meningkat, efisiensi transportasi umum meningkat, pencemaran udara bisa berkurang, dan masyarakat bisa merasakan fasilitas yang disediakan.
D. Penutup
Sejak pandemic Covid-19 di Indonesia, telah membuat dampak besar bagi kesehatan masyarakat. Kesehatan menjadi prioritas utama dalam menunjang aktivitas sehari- hari. Oleh karena itu,  penulis berharap rencana program pembangunan ini segera diimplementasikan , meskipun  hal yang disebut di atas ini tidak mudah sesuai rencana. Program walkable city diharapkan menjadi  salah satu penunjang atau dorongan bagi masyarakat kota untuk tetap menjaga kesehatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI