Salah satu daerah yang berkembang pesat di Provinsi Jawa Timur adalah Gresik yang sering disebut sebagai Kota Industri. Industri yang berkembang pesat menyebabkan lalu lintas menjadi lebih ramai, yang membuat Kabupaten Gresik menghadapi masalah besar terkait tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data dari Polres Gresik (2023), angka kecelakaan lalu lintas di wilayah ini mencapai lebih dari 1.200 kasus dalam setahun, dengan korban meninggal dunia mencapai 150 jiwa. Ini menunjukkan bahwa ada masalah besar yang membutuhkan perhatian segera dari berbagai pihak. Penyebab utama kecelakaan di daerah ini adalah Infrastruktur yang tidak memadai, perilaku berkendara yang tidak aman, dan kurangnya penegakan hukum lalu lintas. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai sektor harus berkolaborasi untuk mengambil tindakan yang komprehensif. Di bawah ini akan dibahas beberapa langkah strategis untuk mengatasi masalah tersebut:
1.Peningkatan Infrastruktur Jalan
 Kemacetan, jalan yang sempit, berlubang dan minim penerangan merupakan penyebab utama tingginya angka kecelakaan di Kabupaten Gresik. Masalah ini sangat terasa di daerah pedesaan yang menjadi jalur akses untuk kendaraan berat menuju kawasan industry. Menurut laporan Dinas Perhubungan Gresik (2023), 40% kecelakaan terjadi di jalan-jalan yang rusak atau dengan fasilitas kurang.
 Solusi yang dapat diambil adalah pemerintah daerah harus memberikan anggaran yang cukup untuk memperluas dan memperbaiki jalan terutama di daerah rawan kecelakaan seperti Jalan Pantura dan Manyar, membangun Flyover di titik kemacetan tinggi, membangun fasilitas tambahan seperti lampu jalan, rambu lalu lintas, dan trotoar untuk pejalan kaki serta merancang infrastruktur juga harus melibatkan perencanaan jangka panjang yang memperhitungkan peningkatan populasi dan jumlah kendaraan yang digunakan.Â
2.Edukasi dan Kampanye Keselamatan Berkendara
 Perilaku berkendara yang sering mengabaikan keselamatan juga merupakan faktor penting dalam kecelakaan. Banyak pengendara yang mengemudi dalam keadaan mabuk, melanggar batas kecepatan, atau tidak mematuhi rambu lalu lintas. Untuk meningkatkan kesadaran berkendara, kampanye keselamatan berkendara harus dilakukan secara massif melalui berbagai media, seperti media sosial, radio, dan televisi. Â
 Selain itu, sekolah harus mengajarkan siswa tentang keselamatan lalu lintas sejak dini. Agar generasi muda akan lebih menyadari pentingnya keselamatan jalan raya.Â
Kemudian, bekerja sama dengan komunitas pengendara, seperti klub mobil atau motor, dapat menjadi pendekatan yang berhasil untuk menyebarkan pesan keselamatan berkendara.
3.Penegakan Hukum yang Lebih Tegas
 Salah satu faktor lain yang berkontribusi pada perilaku berkendara yang buruk adalah kurangnya penegakan hukum. Banyak pelanggaran lalu lintas tidak ditindak secara tegas, memberi para pelanggar rasa aman yang salah. Oleh karena itu, penegak hukum harus meningkatkan patroli dan razia di lokasi rawan kecelakaan. Penggunaan teknologi seperti kamera tilang elektronik (E-TLE) juga dapat membantu memonitor pelanggaran secara otomatis.
 Selain itu, sistem sanksi harus diperbaiki, seperti menambahkan poin penalty, dimana pelanggaran berulang dapat menyebabkan SIM pengendara akan ditahan atau dicabut Adapun dengan memberikan pengawasan yang ketat pada kendaraan bermuatan besar yang seringkali berjalan di jam yang tidak sesuai dengan peraturan.Â