Rahwana 2: "Ada yang Tiada" merupakan karya Sujiwo Tejo yang menceritakan tentang perubahan Sinta yang kemudian menjadi Janaki dan Waidehi, namun Rahwana tetap mencintainya. Novel ini adalah novel lanjutan dari dwilogi pertama yaitu, "Rahvayana: Aku Lala Padamu".Â
Novel ini menceritakan tentang bagaimana dasyatnya rasa cinta yang dimiliki oleh Rahwana terhadap Sinta. Sinta merupakan seorang gadis yang Rahwana temui di Borobudur, kala itu Sinta memakai rok satin putih yang berhasil membuat Rahwana tak pernah berhenti memikirkannya.
Kecintaan Rahwana terhadap Sinta tidak bisa diragukan lagi. Hal itu bisa diketahui dari banyaknya surat cinta yang dikirim oleh Rahwana kepada Sinta. Walaupun dalam novel ini dikisahkan bahwa Sinta sudah memiliki orang lain, namun itu tidak sedikit pun mengurangi kecintaan Rahwana terhadap Sinta. Seperti contoh pada kutipan "Sebuah nama yang ada bukan karena dinamai. Sebuah nama yang ada juga juga bukan karena menamai dirinya sendiri. Adakah itu? Ada. Rahwana yakin itu ada. Dan ia sangat mencintainya ...." dalam kutipan tersebut terpampang jelas bahwa Rahwana begitu mencintai Sinta.
Pada novel Rahvana 2: "Ada Yang Tiada" ini juga menceritakan lebih detail terkait sosok tokoh utama yaitu Rahwana. Lalu juga menceritakan apa yang terjadi dengan Rama dan Sinta, hingga akhirnya sisi gelap dan putih keduanya pun diperilihatkan dalam novel ini. Kembali kepada Rahwana, ia begitu mengagumi Sinta seperti tidak ada habisnya. Bahkan selama Sinta 3 tahun berada di Ajalengka, Rahwana tidak sekalipun menyentuhnya. Ia hanya datang dan menemui Sinta di depan taman sambil menyatakan perasaannya, dan berharap bahwa Sinta membalas perasaannya.
Rahwana mencintai Sinta tanpa syarat apapun. Â Berbeda dengan Rama, ketika Sinta berhasil diselamatkan dan keluar dari Ajalengka, Rama justru meragukan kesucian Sinta. Dari dugaan Rawa tersebut, Sinta pun harus mengikuti upacara suci dengan membakar diri untuk membuktikan kesuciannya. Dan karena Sinta masih suci, maka api pun tak bisa membakar tubuhnya. Hingga pada akhirnya, Rama dan Sinta pun kembali ke pelukan yang sama.
Novel Rahvayana 2: "Ada Yang Tiada" ini memiliki alur cerita yang beda dari cerita novel pada umunya. Novel ini juga memiliki keunggulan dari segu keunikan cerita. Sujiwo Tejo berhasil menuangkan ide-ide brilian-nya ke dalam novel ini. Sedangkan kekurangan yang terdapat dari novel ini, dapat kita simpulkan dari alur cerita yang tidak struktur rapi. Dalam novel ini juga banyak menggunakan diksi unfamiliar sehingga tidak mudah pembaca untuk memahaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H