Mohon tunggu...
Rafi Robindrana
Rafi Robindrana Mohon Tunggu... -

Can you see your lies?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BABE (Barang Bekas)

27 Oktober 2014   01:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:38 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di angkat dari sebuah film pendek komedi yang berjudul 'BABE'(Barang Bekas)...

Belang, Kita dapat menyebutnya, ia adalah seorang pemuda yang malas. Hidup bersama seorang Nenek nya yang gaul dan cablak di sebuah kampung kecil. Pagi pagi fajar menjelang ia terbangun karena suara berisik yang berasal dari radio butut Nenek nya , ternyata si Nenek sedang senam dengan penuh semangat. Lantas si Belang bertanya kepada Nenek nya 'Nek, gak ada makanan yang bisa saya makan?' di tengah Nenek nya senam, si Nenek sembari menjawab 'Ada noh nasi uduk di dapur!'... Dengan perut yang keroncongan si Belang pun pergi ke dapur untuk melihat makanan yang ada di dapur itu, tapi setelah sampai di  dapur jangankan makanan, air minum pun tidak tersedia untuk si Belang. Akhirnya ia kembali menggangu Nenek nya yang sedang senam itu, sambil berkata 'Nek, mana nasi uduk nya? gak ada di dapur' dan tanpa dosa si Nenek menjawab dengan tertawa 'Oh iya udah gua abisin nasi uduk nya' hahaha Lu kalo mau makan cari kerja sono Belang, jangan males lu jadi orang.

Belang yang kesal sambil menahan lapar nya lari ke kamar, alih alih menebok celengan nya ternyata ia hanya menemukan uang Rp.500,- perak. akhirnya si Belang pergi untuk memalak anak-anak sekolah berharap bisa dapat uang untuk mengisi perut nya, tapi ia hanya mendapatkan Rp.2000,-perak saja dari hasil memalak anak-anak sekolah itu. Tak habis akal demi mengisi perutnya ia pergi ke kontrakan dekat rumah nya, berharap ia dapat pinjaman dari teman nya yang biasa meminjami nya uang. Namun si teman tidak mau meminjami nya uang karena hutang yang sebelumnya belum ia bayar, akhirnya belang pergi dan dijalanan ia terus memikirkan bagaimana cara nya ia bisa dapat uang... Di tengah lamunan nya, ada seorang wanita cantik di depan nya berdiri, lantas ia berimajinasi jika ia menjadi pacar dari gadis cantik tersebut. Seketika imajinasi nya buyar dan si Belang sudah berada di lutut si wanita cantik itu sembari memegang tas nya, lantas saja wanita cantik itu merasa terancam lalu teriak 'Malinggg!!!' dan warga yang berada di situ langsung mengejar si Belang yang sudah lari kocar kacir, akhirnya Belang selamat dengan mengumpat di sebuah telfon umum pinggir jalan agar tidak di keroyok warga yang mengejar nya.

Kala itu si Belang lelah dan berjalan menuju pulang kerumah nya, di tengah langkah kaki menuju rumah nya, ia melihat sebuah rumah yang bertuliskan 'Jual Barang Bekas', terbesit lah pikiran Belang untuk menjual Radio butut Nenek nya yang cuma satu-satu nya. Sesampainya ia dirumah, ia mengangkut radio butut Nenek nya dan beberapa barang bekas yang tidak terpakai menggunakan gerobak, si Belang kesal karena Nenek nya marah-marah mengetahui kalau radio butut nya di jual, akhirnya si Nenek pun tak ketinggalan ia gotong ke dalam gerobak itu bersama barang bekas lain nya hahaha....

Dalam cerita ini kita dapat melihat bahwa si Belang mempunyai sikap negatif yaitu malas, dan tidak bisa menerima masukan baik dari teman-teman nya. Bertolak belakang dengan Nenek nya yang mempunyai sikap positif yaitu tetap ceria dan semangat meskipun hidup dengan serba kekurangan. Dari segi atribusi, dari film ini dapat kita lihat bahwa sang wanita cantik itu dengan sigap meneriaki Belang maling saat memegang tas nya. Pengertian atribusi sendiri adalah proses dimana seseorang menyimpulkan motif, maksud dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilaku yang tampak. END

Terima kasih, semoga bisa kita jadikan pembelajaran :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun