Sekarang ini banyak sekali orangtua yang berbondong-bondong memasukan anaknya ke dalam pendidikan sekolah sejak usia yang sangat dini, bahkan saat usia anak masih 1 tahun. Entah berbagai motif orang tua apa yang mendasarinya, kemungkinan karena :
- Ego orangtua untuk anaknya agar belajar lebih dulu
- Sebuah kebanggaan bagi orang tua itu sendiri
- Kebutuhan anak yang sudah mencapai tahap lebih
- Aktivitas orang tua yang padat sehingga tidak mampu untuk mendidik sejak dini
Untuk itu, ada beberapa pertimbangan sebelum anak masuk ke dalam sekolah. Alangkah baiknya orangtua memahami usia yang pas untuk memasukan anaknya kedalam sekolah. Menurut tingkat pendidikan, sekolah di Indonesia terbagi menjadi 4 tingkatan, yaitu :
- Tingkat bermain
- Wajib dasar
- Tingkat menengah
- Tingkat tinggi
Orangtua harusnya mengukur terlebih dahulu kemampuan anaknya dalam rumah sebelum memasukan anaknya ke dalam tingkat sekolah. Sebelum memasuki dunia sekolah yang memiliki peran penting terhadap pendidikan anaknya adalah orangtua di rumah. Orang tua yang berhak mendidik anaknya sedini mungkin untuk terbentuk menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. Berdasarkan 4 tingkat pendidikan yang ada di Indonesia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan setelah orangtua mengukur seberapa jauh kemampuan anaknya di dalam belajar
- Pada tingkat bermain lebih tepatnya dimasukan ke dalam sekolah taman kanak-kanak atau TK. Dominan usia yang masuk sekolah TK adalah umur 4 tahun. Namun jika diukur anak sudah bisa dan mampu untuk terjun ke sekolah TK atau sudah dibilang pantas, maka orang tua bisa memasukinya ke dalam taman kanak-kanak.
- Pada tingkat wajib dasar atau SD (sekolah dasar) yang lebih banyak didominasi oleh anak umur 6-8 tahun, pelajaran dan bobot didiknya sudah tentu berbeda dengan anak pada usia bermain. Pendidikan lebih cenderung kepada materi ringan yang diajarkan secara berkala. Walaupun tingkatan ini masih banyak anak yang cenderung untuk bermain pada usia dini tersebut, mereka akan bisa mengikuti alur pada pendidikan anak usia dini.
- Tingkatan menengah atau SMP bisa dilanjutkan ketika pendidikan tingkat wajib dasar sudah berakhir dan sudah selesai setelah umumnya enam tahun belajar. Jikalau sudah selesai atau kemampuan intelektual anak sudah terberkati, orang tua bisa melanjutkan pendidikan anak kepada pendidikan tingkat mengengah pada SMP. Pada tingkatan SMP pelajarannya lebih berat ketimbang pelajaran pada tingkat wajib dasar. Mereka lebih dominan ke arah pengedukasian lanjutan dari sekolah dasar
- Tingkatan tinggi ini sudah tentu mengemban materi yang lebih banyak dari materi sebelum-sebelumnya. Bahkan anak dituntut untuk mandiri ketika usia tingkatan ini
Lalu kapan usia anak yang ideal untuk memasuki tingkatan pendidikan terkecil yaitu tingkatan bermain pada pendidikan sekolah. Pada umumnya orang tua harus memperhatikan anak pada usia 3-4 tahun. Pada usia ini anak sudah memperhatikan dirinya untuk bersekolah dengan catatan orang tua sudah membekali sedikit saja pengantar untuk bersekolah misalkan memperlihatkan anak-anak lain yang sudah bersekolah. Orang tua harus terus mendorong anak untuk bersekolah.
Bagaimana jika sudah telat dari usia ideal 4 tahun untuk memasukan anak ke sekolah ?
Untuk para orangtua sebaiknya tidak memaksa anak yang kemungkinan sudah lebih tua untuk memasuki usia sekolah. Memaksa anak untuk bersekolah berarti orangtua bersikap pasif dan menyerah atas didikannya sendiri. Pada kondisi ini sebaiknya orangtua terus mendorong anak pelan pelan dan memotivasinya agar timbul keinginan pada anak untuk bersekolah. Misalkan dengan jalan-jalan ke area sekolah atau mengajaknya bermain dengan anak seusianya yang sudah bersekolah
Karena itu, American Academy of Pediatrics meyebutkan bahwa menunda anak sekolah dapat mencegah anak berada di lingkungan yang baik. Itu adalah riset general. Karena pada sejatinya kemampuan yang dapat melihat kemampuan anak adalah orangtua dari anak tersebut. Bila terus telat akan mempengaruhi sikap anak ketika memasuki usia sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H