Mohon tunggu...
Rafiq Wijdan Yasir
Rafiq Wijdan Yasir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Program Studi Kepelatihan Fisik Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Septic Tank di Masyarakat?

10 Agustus 2022   17:41 Diperbarui: 10 Agustus 2022   18:03 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanki septic (septictank) adalah suatu ruangan kedap air yang terdiri dari kompartemen ruang yang berfungsi menampung/mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan alir yang sangat lambat sehingga memberi kesempatan untuk terjadinya pengendapan terhadap suspense benda-benda padat dan kesempatan dekomposisi bahan-bahan organik oleh mikroba anaerobik. 

Proses ini berjalan secara alamiah yang sehingga memisahkan antara padatan berupa lumpur yang lebih stabil serta cairan (supernatant). Cairan yang terolah akan keluar dari tangki septik sebagai effluent dan gas yang terbentuk akan dilepas melalui pipa ventilasi. Sementara lumpur yang telah matang (stabil) akan mengendap di dasar tangki dan harus dikuras secara berkala setiap 2-5 tahun bergantung pada kondisi.

Pemerintah sudah membuat peraturan tentang septic tank. Ketentuannya diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 Tahun 2014 tentan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Berdasarkan lampiran dalam Permenkes tersebut, setiap jamban perlu dilengkapi dengan fasilitas septic tank  

Saluran pembuangan air limbah seperti septic tank perlu ada di rumah-rumah. Hanya saja, bagi masyarakat yang di rumahnya tak memiliki septic tank, pastinya saluran pembuangan air limbah, termasuk juga tinja disalurkan ke sungai terdekat. 

Saluran pembuangan yang baik itu septic tank dan disedot tiap 3 sampai 5 tahun sekali. Ketika rumah tidak ada septic tank, lalu limbah termasuk tinja malah dibuang ke kali atau sungai, sama saja seperti BAB sembarangan

Salah satu daerah di Kabupaten Bandung, di Kampung Bendungan RW 08 Desa Sukaluyu Kecamatan Pangalengan masih ada beberapa rumah yang belum mempunyai septic tank. daerah tersebut berada dekat dengan aliran sungai yang mana kebanyakan dari masyarakat yang belum mempunyai septic tank langsung saluran pembuangan limbah, termasuk juga tinja disalurkan ke sungai. 

banyak faktor yang menyebabkan warga kampung bendungan belum memiliki septic tank. "Beberapa warga belum punya septic tank disini biasanya dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap pentingnya septic tank, kendala ekonomi, ketersediaan lahan dan tidak bisa menggali tanah terlalu dalam untuk septic tank dikarenakan selalu keluar air dari bawah tanah yang membuat warga tidak bisa membuat septic tank" terang Usep ditemui di rumahnya, warga RT 02. 

Dokpri
Dokpri

perlu diingat bahwa tinja itu sampah yang mengandung banyak bakteri, kuman, dan virus, terutama E coli. Saat mencemari lingkungan, pastinya bisa menimbulkan bahaya kesehatan. 

Seperti diketahui E.coli menjadi salah satu penyebab diare. Data UNICEF pada tahun 2015 menunjukkan, 73.921 anak Indonesia yang meninggal dunia akibat diare.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun