Tanki septic (septictank) adalah suatu ruangan kedap air yang terdiri dari kompartemen ruang yang berfungsi menampung/mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan alir yang sangat lambat sehingga memberi kesempatan untuk terjadinya pengendapan terhadap suspense benda-benda padat dan kesempatan dekomposisi bahan-bahan organik oleh mikroba anaerobik.Â
Proses ini berjalan secara alamiah yang sehingga memisahkan antara padatan berupa lumpur yang lebih stabil serta cairan (supernatant). Cairan yang terolah akan keluar dari tangki septik sebagai effluent dan gas yang terbentuk akan dilepas melalui pipa ventilasi. Sementara lumpur yang telah matang (stabil) akan mengendap di dasar tangki dan harus dikuras secara berkala setiap 2-5 tahun bergantung pada kondisi.
Pemerintah sudah membuat peraturan tentang septic tank. Ketentuannya diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 Tahun 2014 tentan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Berdasarkan lampiran dalam Permenkes tersebut, setiap jamban perlu dilengkapi dengan fasilitas septic tank Â
Saluran pembuangan air limbah seperti septic tank perlu ada di rumah-rumah. Hanya saja, bagi masyarakat yang di rumahnya tak memiliki septic tank, pastinya saluran pembuangan air limbah, termasuk juga tinja disalurkan ke sungai terdekat.Â
Saluran pembuangan yang baik itu septic tank dan disedot tiap 3 sampai 5 tahun sekali. Ketika rumah tidak ada septic tank, lalu limbah termasuk tinja malah dibuang ke kali atau sungai, sama saja seperti BAB sembarangan
Salah satu daerah di Kabupaten Bandung, di Kampung Bendungan RW 08 Desa Sukaluyu Kecamatan Pangalengan masih ada beberapa rumah yang belum mempunyai septic tank. daerah tersebut berada dekat dengan aliran sungai yang mana kebanyakan dari masyarakat yang belum mempunyai septic tank langsung saluran pembuangan limbah, termasuk juga tinja disalurkan ke sungai.Â
banyak faktor yang menyebabkan warga kampung bendungan belum memiliki septic tank. "Beberapa warga belum punya septic tank disini biasanya dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap pentingnya septic tank, kendala ekonomi, ketersediaan lahan dan tidak bisa menggali tanah terlalu dalam untuk septic tank dikarenakan selalu keluar air dari bawah tanah yang membuat warga tidak bisa membuat septic tank" terang Usep ditemui di rumahnya, warga RT 02.Â
perlu diingat bahwa tinja itu sampah yang mengandung banyak bakteri, kuman, dan virus, terutama E coli. Saat mencemari lingkungan, pastinya bisa menimbulkan bahaya kesehatan.Â
Seperti diketahui E.coli menjadi salah satu penyebab diare. Data UNICEF pada tahun 2015 menunjukkan, 73.921 anak Indonesia yang meninggal dunia akibat diare.