Mohon tunggu...
rafiqri firdaus
rafiqri firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri SUNAN KALIJAGA

selamat menikmati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasib Penjual Takjil Dadakan di Masa Pandemi

23 April 2021   20:52 Diperbarui: 23 April 2021   21:07 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai rakyat Indonesia yang Sebagian besar penduduknya adalah muslim, kerap kali kita ketemui para penjual takjil dadakan pada bulan Ramadhan yang tentunya tidak sedikit, namun bagaimana nasib mereka yang membuka usaha takjil dadakan di masa pandemi. karena situasi ini sangatlah berbeda dari tahun--tahun sebelumnya. dimasa pandemi ini yang menimbulkan larangan keramaian dan harus menjalankan protokol Kesehatan sangatlah sebuah aturan yang merugikan bagi mereka, dikarenakan para penjual dadakan ini kerap kali menjadi pusat keramaian para pe-ngabuburide mencari makan dan minum untuk berbuka puasa.

Para penjual takjil dadakan juga ada yang memang rutin dari tahun ke tahun dan ada juga yang memang benar-benar dadakan sekali, namun apakah kondisi pandemi ini malah menambah para penjual takjil dadakan, kita ketahui karena adanya pandemi ini tidak sedikit yang banyak mengalami turunnya pendapatan sampai tidak sedikit juga yang kehilangan pekerjaan. Apakah berjualan takjil dadakan di bulan Ramadhan yang masih diselimuti suasana pandemi ini masih bisa efektif dan juga bisa menambah penghasilan dibulan yang penuh berkah ini atau malah membuat kita capek saja karena banyaknya para penjual takjil dadakan dimasa pandemi ini.

Tentunya saya pribadi juga sering sekali melihat banyaknya makanan dan minuman yang masih di jajakan setelah waktu berbuka, lalu hal itu pun membuat saya bertanya-tanya akankah modal yang sudah dikeluarkan bisa Kembali. Kemarin saya sempat mewawancarai salah satu pedagang dadakan yang sudah setiap tahunnya membuka usaha berjualan takjil ini di setiap bulan Ramadhan yang merupakan warga sekitar daerah nologaten dekat tempat saya tinggal, lalu saya melakukkan sedit wawwancara dengan pedagang tersebut.

"pak sejak kapan berjualan takjil dadakan seperti ini pak?"
"oh kalo saya berjualan takjil ini memang sudah setiap tahunnya mas setiap bulan Ramadhan, ya kalo gasalah saya mulai buka usaha takjil ini waktu tahun 2016 an mas"
"wah cukup lama juga ya pak, nah dengan situasi pandemi seperti ini apa banyak yang berubah pak?"
"ya tentunya banyak lah ya mas kan sekarang juga orang itu banyak yang kebingungan nyari pekerjaan tambah susah di masa pandemi seperti ini, jadi pedagang takjil dadakan tuh pesaingnya malah tambah banyak mas"
"berarti apakah pengaruhnya sangat signifikan dibandingkan tahun tahun sebelumnya?"
"ya bisa dikatakan gitu sih mas ya tapi yang Namanya rejeki kan sudah di atur sama yang di atas ya mas, yang penting saya sudah berusaha semaksimal mungkin mas dan saya yakin walaupun sekarang masa pandemi orang takut keramaian terus penjual takjil makin banyak rezeki ga akan ketuker mas (sambil tersenyum)"
"nah kalo alasan bapak konsisten untuk jual takjil setiap tahunnya kenapa pak?"
"kalo saya sih kan memang punya usaha warung ya jadi ya sekalian jaga warung istri saya bikin takjil takjil sama gorengan untuk nambah nambahin pemasukan mas"
"berarti tetap untung lah ya pak walaupun masih situasi pandemi seperti ini"
"ya alhamdulillah si mas ada aja rezeki, ya cuman gitu emang ga nentu kalo lagi sepi ya sepi bangat mas, ya kadang juga hampir habis juga, jadi emang gabisa di tebak si mas tergantung rezeki kita hari itu berapa".

salah satu pedagang takjil di bulan ramadan, dok. pribadi
salah satu pedagang takjil di bulan ramadan, dok. pribadi
Nah jadi menurut kalian gimana tentang usaha takjil dadakan di masa pandemi seperti ini, pada intinya semua Kembali lagi pada yang maha kuasa dan usaha yang telah kita coba untuk menjemput rezeki, jadi tidak ada kata untung atau tidak untung karena berjualan takjil dimasa pandemi ini walau banyaknya saingan dan berkurangnya sedikit peminat untuk datang kelokasi yang memang ramai para pedagang takjil karena situasi yang hingga kini masih diselimuti pandemi.

dengan adanya para penjual takjil dadakan juga sangat membantu para pencari bukaan yang bisa juga menjadi opsi untuk berhemat, karena menurut saya juga harga yang di sajikan cukup murah dengan modal 10.000 rupiah kita sudah bisa mendapatkan satu cup es buah dan juga beberapa makanan yang cukup untuk berbuka. Dan juga tentunya kita membeli berarti membantu mereka juga para penjual takjil dadakan ini untuk mendapat penghasilan, karena alangkah baiknya kita membantu orang orang di sekitar kita dahulu.

Adanya para penjual takjil dadakan juga sangat mempengaruhi suasana bulan Ramadhan yang sangat kita nanti nanti pada setiap tahunnya tidak bisa kita bayangkan Ketika bulan Ramadhan datang dan tidak ada para penjual takjjil yang biasanya taip tahun ke tahun kita jumpai, jadi walauppun situasi pandemi kita tetap bisa merasakan hangatnya bulan Ramadhan dengan ngabuburit sambil mencari jajanan jajanan yang sudah para pedagang jajakan, ada yang didepan rumah ada juga yang memakai stand tenda ada juga yang sudah mempunyai gerobak dagangannya, terkadang juga ada yang memakai mobil, dan juga penjualnya yang ramah-ramah membuat suasana mencari takjil sambal menunggu waktu berbuka tidak terasa.

Jadi diantara kalian masih adakah yang masih sering berjalan-jalan sama saudara, kakak, adik, istri dan siapapun itu untuk menemani kalian menunggu waktu buka di bulan Ramadhan saat masih diselimuti kondisi pandemi seperti ini sambil menunggu buka ditempat tempat yang biasanya banyak penjual takjil dadakan ini, jangan lupa untuk tetap waspada Ketika parkir motor/mobil Ketika berbelanja jangan sampai mengganggu pengguna jalan lainnya, karena kita ketahui tidak sedikit kita jjumpai yang berjualan di bahu jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun