Mohon tunggu...
Ahmad Rafiq Ulil Albaab
Ahmad Rafiq Ulil Albaab Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesehatan Mental di Era Digital: Bagaimana Mengurangi Stres dari Media Sosial

5 Oktober 2024   01:09 Diperbarui: 6 Oktober 2024   20:14 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/photos/gold-iphone-6-YddMIRck34I?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Instagram, Twitter, TikTok memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia hanya dengan sentuhan jari. Meskipun memiliki banyak manfaat, seringkali penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu dampak negatif bagi kesehatan mental. Banyak pengguna media sosial merasakan tekanan untuk tampil sempurna, perbandingan sosial yang tidak sehat, dan pada akhirnya, stres yang berlebihan. Lalu bagaimana kita dapat menguragi dampak negatif ini?

Hasil studi National Institutes of Health (NIH) tahun  terkait stres akibat media sosial yang diambil dari 31 provinsi berbeda di Tiongkok menyebutkan, 48,3% peserta mengalami depresi, 22% mengalami kecemasan, dan 19,4% mengalami keduanya. Fenomena Fear of Missing Out (FoMO) menjadi salah satu faktor penyebab stres yang signifikan. FoMO adalah perasaan cemas yang muncul ketika seseorang merasa tertinggal dari acara, pengalaman, atau tren yang sedang populer di media sosial. Ketika terus-menerus terpapar konten yang menampilkan kesenangan dan kesuksesan orang lain, pengguna sering kali merasa bahwa hidup mereka tidak sebanding yang memicu perasaan rendah diri dan stres berkepanjangan. 

Mekanisme Stres Akibat Media Sosial

Saat kita menggunakan media sosial, tubuh kita merespons secara biologis. Setiap kali seseorang menerima "like" atau komentar, otak melepaskan dopamin, hormon yang memicu perasaan senang. Namun, ketika ekspektasi ini tidak terpenuhi, atau ketika menerima komentar negatif, stres dan kecemasan akan muncul. Tekanan untuk terus-menerus hadir secara online, mendapatkan pengakuan, dan mengikuti tren dapat menyebabkan ketegangan emosional dan fisik. Stres ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga memicu masalah fisik seperti gangguan tidur, sakit kepala, dan penurunan produktivitas.

Cara Mengurangi Stres dari Media Sosial

Terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat membantu mengurangi dampak negatif dari media sosial, diantaranya:

  • Batasi  Waktu Penggunaan

Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi stres akibat media sosial adalah dengan membatasi waktu yang dihabiskan untuk aplikasi tersebut. penelitian University of Pennsylvania pada tahun 2018 menemukan bahwa mengurangi penggunaan media sosial dapat secara signifikan mengurangi kecemasan, depresi, kesepian, masalah tidur, dan rasa takut ketinggalan. Dengan menetapkan pembatasan waktu, pengguna dapat lebih fokus pada aktivitas offline yang produktif dan mengurangi kecenderungan untuk melakukan perbandingan sosial.

  • Memilah Konten Yang Dilihat

Seringkali stres datang dari konten yang kita lihat. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilah konten yang kita lihat. Mengikuti konten yang memberikan pesan positif, edukatif, dan inspiratif dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Hindari konten-konten yang memicu perasaan negatif atau konten yang dapat menimbulkan kecemasan.

  • Detoks Media Sosial

Melakukan "detoks digital" atau istirahat sejenak dari media sosial akan sangat bermanfaat. Menonaktifkan notifikasi atau bahkan menonaktifkan akun selama beberapa hari memungkinkan kita untuk fokus pada diri sendiri dan lingkungan sekitar tanpa gangguan dari media sosial. Ini memberikan kesempatan bagi pikiran untuk beristirahat dari tekanan dunia digital.

  • Perkuat Hubungan Sosial di Dunia Nyata

Meskipun media sosial memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan orang lain, hubungan sosial di dunia nyata tetap penting untuk kesehatan mental. Menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga secara langsung dapat memberikan dukungan emosional yang lebih dalam dan mengurangi ketergantungan validasi dari dunia maya.

Mengurangi stres dari media sosial tidak selalu berarti kita harus sepenuhnya meninggalkannya. Sebaliknya, dengan penggunaan yang bijak, media sosial dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih positif. Misalnya, menggunakan media sosial sebagai alat untuk belajar, ,maupun berbagi pengetahuan. Bahkan beberapa platform kini menawarkan fitur untuk melacak waktu penggunaan dan memberikan pengingat agar pengguna tidak terlalu lama terlibat da;am aktivitas online.

Media sosial memang memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan kita, tetapu pengaruh tersebut tidak selalu positif, terutama bagi kesehatan mental. Namun, dengan membatasi penggunaan, memilah konten, melakukan detoks digital, dan memperkuat hubungan sosial di dunia nyata, kita dapat mengurangi stres yang ditimbulkan oleh media sosial dengan bijak dan penuh kesadaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun