Mohon tunggu...
Muhammad Rafiq
Muhammad Rafiq Mohon Tunggu... Jurnalis - Bersahabat dengan Pikiran

Ketua Umum Badko HMI Sulteng 2018-2020 | Alumni Fakultas Hukum Universitas Tadulako | Peminat Hukum dan Politik | Jurnalis Sulawesi Tengah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kolaborasi Optimistis Lawan Corona

22 Maret 2020   21:12 Diperbarui: 22 Maret 2020   21:13 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi shutterstock via kompas.com

Wabah virus corona atau Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada 12 Maret 2020. Beberapa negara menyambut dengan menetapkan status pandemi sebagai bencana nasional, salah satunya Indonesia. Pandemi virus Corona  ditetapkan sebagai bencana nasional non alam pada 14 Maret 2020. 

Di hari yang sama, Pemerintah Indonesia langsung membentuk Gugus Tugas percepatan penanganan virus corona yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Munardo. Fokus kerja Gugus Tugas ini meliputi klaster Satuan Tugas (Satgas), yakni klaster pencegahah, klaster penanganan dan klaster rehabilitasi. 

Upaya tersebut dibarengi kebijakan pemerintah pusat hingga pemerintah daerah mengeluarkan berupa social distancing guna membatasi aktivitas sosial masyarakat. 

Kebijakan itu tertuang dalam  surat edaran himbauan yang intinya membatasi aktivitas sosial, desakan memeriksa para pengunjung yang datang dari daerah terpapar virus, hingga penjagaan ketat pintu masuk antara negara dan provinsi. 

Aspek lainnya, transparansi data juga diperkuat agar masyarakat dapat mengetahui secara langsung jumlah kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Dalam Pengawasan (PDP) setiap harinya. 

Demi memaksimalkan pencegahan hingga ke akar rumput, baru-baru ini Jumat 20 Maret 2020 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melibatkan puluhan influencer. Tujuannya agar pencegahan dan penanganan virus corona bisa sampai ke tingkat dasar, seperti keluarga dan individu.  

IDN Times/Muchammad Haikal
IDN Times/Muchammad Haikal
Nah, semua upaya yang ditempuh pemerintah saat ini memberikan rasa optimis Indonesia bisa melawati wabah yang mengerikan ini. Kelangkaan masker, hand sanitizer dan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis makin memperparah kondisi. Belum lagi perang kritik para elit dan pejabat negara hingga kepala daerah. Rasa-rasanya sudah cukup warga dibuat panik karena penyebaran virus tak terkendali. 

Pada Sabtu 21 Maret 2020, pemerintah mengumumkan tambahan 81 pasien positif virus corona. Sehingga totalnya mencapai 450 orang. Angka tersebut terus bertambah setiap harinya dengan persentase mencapai puluhan orang. Dikhawatirkan jika lonjakan pasien positif melampaui jumlah tenaga medis dan perawat yang ada. 

Setelah menyimak semua fakta dan data yang ada, harus diakui virus corona bukanlah sebuah kenyataan yang main-main. Bayangkan dalam jangka waktu belum sebulan, jumlahnya hampir menyentuh angka lima ratusan. Jika tidak segera di tangani, kemungkinan jumlahnya akan meledak hingga ribuan. 

Sudah saatnya seluruh pihak berkolaborasi melawan virus corona. Harus ada inisiatif menyatukan segala potensi yang ada. Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto, bahwa mengatasi pandemi virus corona harus dilakukan secara bersama-sama. Diperkirakan membutuhkan waktu setidaknya 3 bulan untuk melewati pertempuran tersebut. 

Perkiraan itu ditunjukkanb dalam seurat keputusan BNPB nomor 13.A tahun 2020, intinya memperpanjang status darurat bencana selama 91 hari, terhitung tanggal 29 Februari hingga 29 Mei 2020. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun