Mohon tunggu...
m rafirafiqi
m rafirafiqi Mohon Tunggu... Penulis - Penyair yang menyiarkan air matanya sendiri

Menulikan apa saja yang dirasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kampung Hujan

4 Desember 2018   20:27 Diperbarui: 4 Desember 2018   20:50 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Derai titik- titik air jatuh
Dari angkasa yang menyamar angka- angka
Membentang jarak luas utara jawa
Tengah desa kemarau yang risau

Menanam huruf- huruf majmuah
Bagai harakah fathah yang lurus di atas
Memanah teriak lugas

Derai titik berbuah kata kata di angkasa raya
Berkumpul selayak mendung yang menahan doa

Derai titik mengubah noda noda
Menyalakan nyali berapi api di nadi yang sunyi

Derai titik menggugah mata
Merapal doa pada samudra pelukNya

Derai rintik tak ada habisnya
Bila kuyup yang Kau kirim tiada ku duga dan pasti kau rencana
Deras hujan adalah satu- satunya jalan pulang
menuntun ke ingatan kampung halaman.

Malang, hujan yang membawamu pulang
4 desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun