Mohon tunggu...
m rafirafiqi
m rafirafiqi Mohon Tunggu... Penulis - Penyair yang menyiarkan air matanya sendiri

Menulikan apa saja yang dirasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hujan Haru Hari Ini

29 November 2018   11:00 Diperbarui: 29 November 2018   11:28 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luas tanah
Punggung- punggung merebah
Luluh lantah
Air mata bercucur darah

Hentak kaki melangkah
Telinga nyeri bernanah
Angin ramah berubah
Hujan tajam jatuh dengan amarah

Alam raya merebah
Kaki tangan menjarah
Alam raya luluh lantah
Tikus berebut remah- remah

Kaki tangan menyerah
Air mata seruncing belati tumpah
Jari- jari berdarah
Tuan marah marah
Tuhan senyum ramah

Malang, kota hujan; runcing rintiknya.
29 november 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun