Di suatu detik yang tajamnya melebihi jarum jamnya sendiri, dan bahkan setejam pisau yang dapat menyayat- nyayat nadiku di suatu waktu tanpa kau,
di tengah malam yang lengah, aku dan kau tak mengenal lelah agar lekas berpasrah pada suatu pulang yang hilang.
 Kita sebagai titik temu yang sama sekali tak menemukan ujung rindu.
Dan pada jam yang tak dapat ku sangkal tentang titik- titik pertemuan dalam garis waktu yang tak jua ku kenal,Â
mengunjungimu adalah sebuah anugrah; tempatku menyembah atas segala resah.
Dan sekali lagi pada ruang dan waktu manapun itu,Â
aku melihat malam panjang yang tak mungkin bisa ku lewati sendirian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H