Desa waru, Kabupaten Demak (03/02) – Salah satu poin SDGs ke-13 memiliki tujuan yaitu mengatasi masalah yang di timbulkan oleh perubahan iklim.
Di Indonesia Musim penghujan terjadi pada bulan desember, dampaknya banyak genangan-genangan air bahkan luapnya air sungai pada Desa Waru. hal ini dapat memicu munculnya jentik-jentik nyamuk aedes aegypti.
Bedasarkan survei yang dilakukan, didapatkan informasi dari Bapak Arifin selaku kepala kelurahan Desa Waru terdapat salah satu warga desa Waru yang meninggal dunia terkena Demam berdarah yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Oleh karena itu masalah ini diangakat menjadi program utama sebagai perwujudan SDGs poin ke-13.
Kurangnya kesadaran warga di desa Waru dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan menjadi pemicu utama munculnya nyamuk aedes aegypti. Banyaknya sampah yang menumpuk, genangan air pada wadah terbuka, mampetnya selokan-selokan merupakan hal-hal penting yang harus ditanggulangi di masa musim penghujan agar tidak memicu munculnya nyamuk aedes aegypti.
Dari massalah-masalah tersebut Mahasiswa TIM I KKN UNDIP melakukan sosialisasi mengenai ” Gerakan 3M DBD ” yaitu Menguras, Menutup, Mengubur melalui sosoalisasi secara langsung dan poster-poster yang ditempelkan di tempat umum, disertai pembagian ABATHE untuk menghidari munculnya nyamuk aedes aegypti dan tetap mematuhi protokol COVID-19.
Program ini disambut positif oleh warga setempat dikarenakan dapat mencegah munculnya nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan DBD, serta membiasakan warga setempat untuk selalu menjaga kebersihan di lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H