Mohon tunggu...
Rafi Naufal M
Rafi Naufal M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki hobi dan ketertarikan pada bidang seni sosial dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Abah-Abah Bondan: Busana Pengantin Masyarakat Biasa Cirebon yang Berada di Lingkungan Luar Keraton

11 November 2023   15:09 Diperbarui: 11 November 2023   15:10 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia sebagai negara yang memiliki kebudayaan sangat beragam perlu memiliki tempat pelestarian dari budaya ataupun sejarah yang dimiliki. Museum Sri Baduga yang diresmikan pada 5 Juni tahun 1980 menyimpan berbagai peninggalan sejarah maupun kebudayaan termasuk pakaian atau busana adat khususnya yang ada di wilayah Jawa Barat. Pakaian atau busana adat dapat mengekspresikan identitas suatu kelompok masyarakat tertentu, yang biasanya dikaitkan dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah.

Pakaian adat juga dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama. Setiap daerah di Indonesia memiliki pakaian adat masing-masing yang berbeda-beda, dan pakaian adat ini merupakan suatu identitas setiap daerah. Pakaian adat juga berfungsi sebagai simbol budaya, karakter penduduk daerah, keyakinan penduduk daerah, dan histori. (Simbolon, 2023)

Pemilihan tema baju adat didasari oleh keberagaman dan kekayaan budaya yang ada di Indonesia khususnya provinsi Jawa Barat, provinsi yang memiliki lebih dari 50 juta penduduk dan memiliki berbagai kebudayaan disetiap penjurunya membuat penggunaan baju adat dapat menjadi ciri khas juga suatu identitas kebudayaan. Sederhana nya pakaian atau busana  akan menjadi yang pertama kali terlihat jika kita berjumpa dengan seseorang. Selain itu adanya filosofi ataupun makna dari setiap elemen yang melekat pada busana membuat kekayaan tersendiri dari tiap-tiap busana daerah yang dikenakan.

Artikel ini dapat menambah pengetahuan atau wawasan para pembaca baik secara umum maupun mendalam mengenai kekayaan budaya Indonesia khusus nya yang dimiliki oleh provinsi Jawa Barat lewat pakaian atau busana adat. Selain itu artikel ini dapat juga meningkatkan rasa kepekaan dan kecintaan pembaca terhadap budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

Cirebon merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berasa di pesisir utara pulau jawa yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya di lintas utara dan tengah Jawa. Kota ini dikenal dengan keragaman budaya yang dimiliki salah satunya adalah busana adat pengantin. Secara umum Cirebon memiliki tiga busana pengantin yaitu busana pengantin Pangeranan, busana pengantin Kebesaran dan Busana pengantin Abah Abah Bondan. Namun pada artikel ini akan lebih membahas pada salah satu busana yaitu busana pengantin Abah-Abah Bondan.

Busana Pengantin Abah-Abah Bondan biasa dikenakan oleh masyarakat umum di Cirebon. Ragam has pada busana pengantin ini sebagian besar adalah motif barong dan naga yang melambangkan kebesaran, kekuasaan, dan kebahagiaan.

Busana pengantin Abah Abah bondan terbilang sangat sederhana karena hanya menggunakan baju yang ditutup oleh Terataian kebaya pada mempelai wanita ditutupi terataian sederhana berwarna ungu senada dengan baju mempelai pria. Sarung dadaman (kotak kotak) digunakan sebagai rok. Busana ini umunya dikenakan oleh masyarakan biasa yang berada di lingkungan luar keraton. (Deviana Putri, 2014)

Pengantin wanita mengenakan kebaya sutra ditutup treat yang menutup bahu hingga dada. Bagian bawah mengenakan sarung Bugis. Kepala dihias taplok bathok (penutup dahi), kembang goyang manuk, tusuk gelung melati, kembang goyang bunga, dan arnal. Hiasan badan berupa gelang badong (gelang tangan), badong lengan (kelat bahu), giwang seto, dan ali. Pengantin pria mengenakan baju model Sanghay ditutup treta, celana sontog, sarung polecat. Kepala memakai iket dan ditutup dengan udeng naga berbentuk naga melingkar dihiasi motif burung, bunga jumbai-jumbai rantai biji mentimun. Badan berhiaskan kalung rante ukon, terdiri dari untaian uang logam, badong lengan, gelang badong, badong weteng (ikat pinggang) yang diselipkan pisau.

Busana pengantin Abah-Abah bondan memiliki beragam makna disetiap elemen dan ornamennya, hal itu menandakan busana tersebut memliki komunikasi atau pesan didalamnya, tidak hanya busana pengantin Abah-Abah bondan namun busana adat lain yang dimiliki Indonesia. Sudah sepatutnya kita mencintai dan melestarikan semua kebudayaan yang ada dan dipelihara jangan sampai hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun