Penulis: Rafika Meldy
 Kenapa perempuan?
Kalimat itu terus menerus menggaung  di telinga saya. Kalimat yang diujarkan tak hanya oleh kaum Adam, namun juga kaum Hawa.
Ini semua diawali dengan terpilihnya dua srikandi kampusku mewakili Kuliah Kerja Nyata di Ujung Nusantara. Dengan berbagai seleksi akhirnya kami berdua yang diberangkatkan.
Sudah mafhum, jika kalimat itu akan diulang-ulang oleh banyaknya orang yang tahu cerita tentang kita. Namun seringkali saya menyayangkan juga.
Perempuan dan laki-laki hanya terpisah dengan jenis kelamin. Kemampuan dan keahlian tak ada pembedaan. Kalau boleh cerita, salah satu goal saya adalah mewujudkan perempuan berdaya dimana saja.
Kenapa perempuan?
Saya ingin bertanya balik, yang menyeleksi kami semuanya adalah laki-laki dan tentu punya kewenangan tinggi di kampus ini, lalu kenapa beliau-beliau memilih kami? Apakah kapasitas dan kredibilitas mereka diragukan? Tentu Anda bisa menjawabnya sendiri.
Perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh di medan apa saja. Â Manusia-manusia yang tumbuh dan berkembang tidak dipengaruhi oleh gender, namun dipengaruhi oleh tekad dan usaha individu.
Buat siapapun kamu, entah laki-laki ataupun perempuan, berhenti mengikuti stigma negatif yang beredar di masyarakat umum. Ayo dimulai dari diri kita sendiri, kita usahakan, kita buktikan semua orang di dunia ini, dari latar apapun, suku apapun, agama apapun, jenis kelamin apapun semua berhak dan bisa tumbuh hebat sesuai apa yang kita mau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H