Tak hanya itu, berdasarkan tarifnya menggunakan kendaraan golongan satu dari tol Pasir Koja, Mohammad Toha, dan Buah Batu, tol Cileunyi hanya berkisar lima ribu rupiah dan dari pintu tol Pasteur senilai sepuluh ribu rupiah. Sementara itu, tarif tol Jatinangor senilai sepuluh ribu rupiah dari tol Pasir Koja, Mohammad Toha, Buah Batu, dan dari tol Pasteur lima belas ribu rupiah.Â
Belum lagi bensin akan lebih banyak dikeluarkan akibat dari jaraknya yang jauh. Dengan demikian, saya menyimpulkan bahwa untuk menuju Unpad, pintu tol Cileunyi masih terbilang lebih cepat dan lebih murah.Â
Selain itu, masih ada masalah serius yang tak kunjung usai mengenai pembebasan lahan tanah masyarakat Jatinangor akibat pembangunan jalan tol Cisumdawu. Desa Cilayung, Cileles, Cibeusi, dan Cipacing adalah empat desa yang paling merasakan dampak dari pembangunan tol Cisumdawu yang problematik. Masyarakat yang terdampak mendapatkan uang ganti rugi yang tidak sesuai dan adil, mereka sampai saat ini masih terus berupaya untuk mendapatkan ganti rugi yang kayak. Selain itu, masih banyak makam di desa tersebut yang belum dipindahkan dengan benar.Â
Hal paling ditakuti saya adalah tulisan pintu tol Jatinangor yang akan mengecoh masyarakat yang baru pertama kali berkunjung ke Jatinangor atau mereka yang belum mengetahui keefektifan pintu tol Cileunyi. Mereka yang  belum mengetahuinya akan berpikir bahwa keluar dari pintu tol Jatinangor lebih tepat dan cepat ketimbang pintu tol Cileunyi.Â
Sebagai mahasiswa yang sudah sering keluar masuk daerah Jatinangor, saya menyarankan kepada masyarakat yang baru atau masih jarang ke Jatinangor, entah ingin menuju Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, maupun  Jatinangor Flower Park agar tetap keluar di pintu tol Cileunyi. Tenang, Cileunyi dan Jatinangor itu bersebelahan jaraknya hanya 4,5 kilometer.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H