Mohon tunggu...
Muhammad Rafi Ihsan
Muhammad Rafi Ihsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1

Hobi membaca , menonton film , main game

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngaben: Menyelamatkan Jiwa dan Menghormati Leluhur

16 Januari 2024   13:41 Diperbarui: 16 Januari 2024   13:47 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ngaben, atau sering disebut sebagai upacara kematian dalam tradisi Hindu di Bali, Indonesia, merupakan salah satu ritual adat yang kaya akan makna dan penuh kecerdasan spiritual. Upacara ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali, yang memandang kematian bukan sebagai akhir, melainkan sebagai awal perjalanan roh menuju alam lain.

Ngaben memiliki latar belakang filosofis dan kepercayaan yang dalam. Prosesi ini bertujuan untuk menyelamatkan jiwa almarhum dari samsara atau siklus kelahiran dan kematian yang tak berkesudahan. Dalam pandangan Hindu Bali, kematian hanyalah perpindahan roh dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya, dan ngaben memainkan peran kunci dalam membantu roh mencapai kedamaian dan kesucian.

Upacara dimulai dengan persiapan jenazah dan prosesi menuju tempat persemayaman sementara, yang disebut bade. Bade adalah menara berbentuk binatang atau makhluk mitologis, menjadi simbol perjalanan roh almarhum. Prosesi ini dilakukan dengan penuh kehormatan dan keindahan, diiringi dengan tarian, musik, dan doa-doa khusus.

Salah satu elemen penting dalam ngaben adalah pembakaran mayat. Api dianggap sebagai elemen pembersih yang dapat mengembalikan unsur-unsur dasar manusia kembali ke alam. Sementara itu, abu-abu yang dihasilkan akan disebar ke laut, sungai, atau tempat-tempat suci sebagai tanda pengembalian ke alam semesta.

Ngaben bukan hanya tentang pemakaman saja, tetapi juga sebuah perayaan hidup yang diberkahi oleh nilai-nilai agama dan tradisi. Pada tingkat sosial, upacara ini memberikan kesempatan bagi komunitas untuk bersatu, memberikan dukungan moral kepada keluarga yang berduka, dan membangun solidaritas di antara masyarakat.

Peranan dukun atau pendeta selama ngaben sangatlah penting. Mereka memberikan petunjuk yang spiritual, memimpin doa-doa, dan meresmikan setiap tahap prosesi. Selain itu, seni dan keindahan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari ngaben. Tarian, musik, dan ukiran pada bade mencerminkan kekayaan seni budaya Bali yang turun temurun.

Ngaben adalah bentuk penghormatan yang tulus terhadap leluhur dan keberlanjutan siklus kehidupan. Melalui upacara ini, masyarakat Bali memperkuat ikatan spiritual dan budaya mereka, serta mengajarkan nilai-nilai tentang kehidupan dan kematian kepada generasi berikutnya. Ngaben bukan sekadar sebuah upacara pemakaman; ia adalah simbol kehidupan yang berkelanjutan, spiritualitas, dan penghormatan terhadap perjalanan roh manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun