MALANG - Dalam upaya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Dibimbing Cholidah, SH., M.H., kelompok 68 Gelombang 03 yang beranggotakan Rafif Dwi Kurniawan , Putri Choirunisa Faradilla , Radella Anggraini, Muhammad Rifky Ramadhani dan Agung Budi Prasetyo. memimpin proyek Pengabdian Masyarakat dengan fokus pada seni mural anti-bullying yang berlokasi di SDN Mergosono 3 Malang.
Perundungan atau bullying di dunia pendidikan memang menjadi masalah yang cukup serius. Di sekolah negeri maupun swasta kerap dialami oleh beberapa siswa, tindakan ini tidak hanya merugikan korban secara emosional dan psikologis, tetapi juga dapat mengganggu proses belajar mengajar dan menciptakan lingkungan yang kurang nyaman. Pemerintah, sekolah dan orang tua telah meningkatkan kesadaran serta menerapkan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan.
Menurut Ike Dahnila, Kepala sekolah SDN Mergosono 3 Malang "Selama ini Di SDN Mergosono 3 Malang pengenalan perundungan kepada siswa-siswi masih dikatakan belum tersampaikan dengan baik." Pasalnya beberapa siswa-siswi kurang nyaman saat mengikuti pembelajaran jika menjadi korban perun. Ditambah lagi keinginan kepala sekolah SDN Mergosono 3 yang ingin memperbaiki beberapa fasilitas yang ada di sekolah.
Berkolaborasi dengan SDN Mergosono 3 Malang, Kenji Satrio Pamungkas sebagai pendamping Mural di SDN Mergosono 3 Malang. Dengan semangat kolaboratif, mahasiswa ini tidak hanya menjadi seniman, tetapi juga agen perubahan sosial. Menurut kelompok 68 Â pesan anti-bullying tidak hanya harus diucapkan, tetapi juga dapat diwujudkan dalam bentuk seni yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat sekolah.
Menurut Fara, pelaksanaan program mural selama lima hari. Pada hari pertama (23/01/2024) mahasiswa PMM memulai dengan membersihkan area sekolah agar pelaksanaan program kerja dapat berjalan dengan baik. Hari kedua (24/01/2024) dilaksanakan sketsa mural oleh Kenji selaku guru pendamping mural. Pada hari ketiga (25/01/2024) Kenji,pendamping mural, mengajak siswa-siswi kelas 5 membawa kuas untuk membantu kelompok 68. Antusias siswa-siswi kelas 5 sangat tinggi mereka saling berebutan untuk menuangkan karya mereka di tembok sekolah. Hari berikutnya (26/01/2024) pengecatan mural oleh kelompok 68 dan guru pendamping. Hari ke lima (28/01/2028) finalisasi mural.
"Seni memiliki kekuatan untuk menyatukan orang dan membangun kesadaran," ujar Rafif, koordinator kelompok Pengabdian Masyarakat Kelompok 68 berharap mural ini tidak hanya menciptakan ruang dialog, tetapi juga menginspirasi tindakan nyata untuk mengatasi masalah bullying di sekolah-sekolah kami. Mural tersebut bukan hanya sekedar karya seni visual, tetapi juga sarana edukasi. Dengan inisiatif seperti ini, mereka membuktikan bahwa seni bukan hanya sebagai bentuk ekspresi kreatif, tetapi juga sebagai alat untuk membentuk masyarakat yang lebih baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H