Dari judulnya saja sudah terlihat bahwa menyerah dan penangkapan adalah dua kata yang mempunyai makna sangat berbeda. Menyerah berarti mengaku kalah, menyerah, dan tidak berdaya sedangkan penangkapan berarti telah terjadi perlawanan, penyergapan, dan juga kecurangan. Pada lukisan Raden Saleh terlihat Pangeran Diponegoro yang sangat berwibawa dengan mimik tubuh seakan menantang dan berbeda dengan lukisan Pineman yang melukiskan Pangeran Diponegoro dengan tatapan kosong seolah tak berdaya dan mimik tubuh seakan tidak mempedulikan apa yang terjadi.Â
Sikap tangan Jenderal De Kock pada lukisan Raden Saleh yang mempersilahkan Pangeran Diponegoro masuk kedalam kereta kuda dan berbeda dengan versi Pineman dengan sikap menyuruh. Simbolisasi lampu yang sejajar dengan Pangeran Diponegoro pada lukisan Raden Saleh berarti ide, cemerlang, dan pintar yang berbeda dengan Pineman yang menempatkan lampu sejajar dengan Jenderal De Kock. Raden Saleh memaknai ulang lukisan tersebut dan menggeser lampu tersebut ke arah Pangeran Diponegoro.Â
Raden Saleh juga melukiskan pihak belanda dengan badan yang tidak proporsional dengan kepala yang besar, yang menyimbolkan kearoganan serta kesombongan. Raden Saleh juga menggambarkan dirinya sendiri pada lukisan tersebut yang mewakili perasaan pelukis yang campur aduk seakan melihat langsung peristiwa tersebut, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, dan merasakan duka yang mendalam atas peristiwa tersebut.Â
Ini merupakan ciri-ciri aliran romantisme, dimana karya seni bukan hanya berupa ide yang abstrak, namun juga representasi dari perasaan yang kuat dan mendalam. Lukisan ini dihadiahkan kepada raja William III sebagai ucapan terimakasih karena talah membiayai pendidikan selama di Eropa selama 23 tahun.
Sikap Raden Saleh dalam melukiskan karyanya merupakan sebuah bentuk nasionalisme. Pada saat lukisan tersebut dibuat, Indonesia masih berupa cita-cita. Rasa untuk mewujudkannya pelan-pelan mulai lahir, yang disebut sebagai proto nasionalisme yang merupakan bentuk nasionalisme awal.Â
Rasa nasionalisme yang belum tampak wujudnya namun semangatnya telah ada yang tumbuh pada diri Raden Saleh. Beliau adalah anak bangsa yang melihat saudara suadaranya setanah air yang berada dalam cengkeraman kolonialisme yang dilawan dengan seni.
Sebagai warga negara Indonesia yang sudah merdeka dan terbebas dari belenggu kolonialisme, sudah sepantasnya kita berterimakasih dan menghargai jasa para pahlawan kita yang berjuang untuk membuat Indonesia merdeka. Raden Saleh memberikan banyak motivasi sekaligus inspirasi bagi kita untuk berjuang dalam bentuk apapun sesuai dengan bidang yang kita kuasai dan berjuang demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia agar dapat dirasakan juga bagi para pemuda penerus bangsa yang akan datang.
Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bela negara,
Nama               : Rafif Firjatullah
NPT Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 21210029
Program Studi      : Klimatologi 1