Kerjasama di sektor energi termasuk prioritas utama hubungan Rusia-Uni Eropa. Rusia adalah eksportir gas terbesar di dunia dan bersaing dengan Arab Saudi dan Amerika Serikat sebagai penghasil dan pengekspor minyak terbesar. Uni Eropa adalah konsumen utama sumber energi Rusia. UE dan Rusia bersama mempertahankan minat untuk meningkatkan kerjasama energi yang saling menguntungkan yang akan berkontribusi dalam memperkuat keamanan energi kedua belah pihak, menetapkan peraturan yang adil untuk memfungsikan pasar energi dan prediktabilitas pasar yang lebih besar. Komponen terpenting dari kerja sama Rusia-UE di bidang ini adalah menciptakan kondisi pasokan energi tak terputus ke pasar UE. Untuk tujuan ini, sebuah Memorandum tentang Mekanisme Peringatan Dini ditandatangani pada tahun 2009 di KTT Rusia-Uni Eropa di Stockholm yang menetapkan modalitas kerja bersama mengenai pencegahan krisis dan manajemen krisis di bidang pasokan energi dengan partisipasi negara- negara transit.
Krisis Energi dan Pangan
Eropa masih bergantung keras dengan Russia untuk sumber energi mereka. Pangan menjadi bahan utama manusia untuk menyambung kehidupan, hampir setiap hari manusia makan. Dengan adanya perang tersebut eropa kian hari kian buruk. Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Bank Dunia berdampak secara luasdi berbagai negara. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2022 untuk Zona Eropa mengalami revisi ke bawah sebanyak 1,7 pp, dari 4,2 persen menjadi 2,5 persen. Hal ini terjadi karenasaat ini Eropa menjadi episentrum konflik geopolitik. Bukan suatu kebetulan jika krisis finansial terjadi bersamaan dengan krisis energi dan krisis pangan. Subprime mortgage crisis yang berpusat pada pasar finansial Amerika Serikat (AS) telah diikuti dengan tingginya harga minyak mentah dunia, yang dalam waktu bersamaan, diiringi juga dengan tingginya harga pangan. Gejolak di pasar finansial telah mendorong spekulasi di pasar komoditas energi. Semakin tingginya harga energi mengakibatkan terjadinya pergeseran penggunaan bahan pangan utama sebagai energi alternatif. Kebutuhan yang sangat besar untuk energi alternatif, menyebabkan ekspektasi produksi pangan menjadi suram. Jika petani lebih senang menanam jagung, kelapa sawit, dan berbagai bahan baku energi alternatif, maka bisa dipastikan lahan yang tersedia untuk menanam padi akan berkurang.
Apa Yang Harus di Lakukan Untuk Menyambut 2023
Kenaikan barang secara mendadak akan lumrah terjadi apabila krisis ekonomi, berbagai kebijakan dan stimulus dilakukan oleh Indonesia dalam rangka menangkal kondisi ekonomi global yang diakibatkan oleh virus Corona. Pergerakan nilai tukar dan harga minyak yang terkontraksi terus menerus mengharuskan pemerintah segera mengambil kebijakan. Diantaranya memberikan kebijakan suku bunga dan diskon harga tiket pesawat agar masyarakat tetap tertarik untuk melakukan kunjungan wisata ke beberapa kota destinasi wisata. Variasi stimulus untuk mengurangi tekanan yang dialami dan volatilitas yang tinggi di pasar saham tanah air, otoritas bursa akhirnya memutuskan untuk menghentikan transaksi short selling di tengah kondisi kepanikan seperti sekarang ini. Terkait apakah ekonomi RI dan pasar keuangan domestik bisa selamat atau tidak tentu harus melihat banyak faktor seperti sampai kapan wabah ini akan menjangkiti dunia, seperti apa langkah atau respons serta koordinasi negara-negara di dunia dalam melawan virus corona baik dari segi sistem kesehatan hingga stimulus fiskal maupun moneter.
Menurut Adam Smith dalam teori politik klasik pun menyebutkan bahwa asas pengaturan kehidupan perekonomian didasarkan mekanisme pasar, maka dengan adanya krisis ini mekanisme pasar harus di revisi seperti di Indonesia orang menengah keatas seharusnya di wajibkan membeli kepada UMKM agar roda stimulus perekonomian di indonesia tidak jatuh mengukuti global ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H