Mohon tunggu...
Rafif Ahmad Fadilah
Rafif Ahmad Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Saya memiliki hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rentannya Masalah Mental di Kalangan Gen-Z

9 Juni 2024   21:35 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:17 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian Gen z
Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam dunia yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka adalah generasi pertama yang tidak pernah mengenal dunia tanpa internet dan teknologi digital. Meskipun teknologi membawa banyak manfaat, ada kekhawatiran yang berkembang mengenai dampak negatifnya terhadap kesehatan mental mereka. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi faktor-faktor yang membuat Generasi Z rentan terhadap masalah mental, gejala umum yang sering muncul, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.

Faktor-Faktor Penyebab:
1. Tekanan Sosial Media:
   - Ekspektasi yang Tidak Realistis: Media sosial sering kali menampilkan gambar kehidupan yang sempurna dan tak realistis. Ini dapat menciptakan tekanan bagi Gen Z untuk memenuhi standar-standar yang tidak realistis.
   - Cyberbullying: Anonimitas di internet dapat membuat cyberbullying lebih mudah dan lebih umum, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.
   
2. Krisis Identitas dan Pencarian Jati Diri:
   - Perubahan Sosial yang Cepat: Dengan akses yang luas ke informasi dan beragam pandangan, Gen Z sering kali merasa kebingungan dalam menemukan identitas mereka sendiri.
   - Tekanan untuk Berprestasi: Ada tekanan yang kuat dari masyarakat dan keluarga untuk mencapai kesuksesan akademik dan profesional, yang dapat meningkatkan stres dan kecemasan.

3. Keterbatasan Keterampilan Koping:
   - Ketergantungan pada Teknologi: Generasi ini cenderung mengandalkan teknologi untuk berbagai aspek kehidupan, termasuk hiburan dan komunikasi, yang dapat mengurangi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan koping yang sehat.
   - Kurangnya Dukungan Emosional: Meskipun teknologi memungkinkan komunikasi yang lebih luas, kualitas interaksi sosial sering kali berkurang, sehingga dukungan emosional menjadi kurang efektif.

4. Pandemi COVID-19:
   - Isolasi Sosial: Pandemi telah memperburuk perasaan kesepian dan isolasi di kalangan Gen Z, dengan pembatasan sosial dan pembelajaran jarak jauh.
   - Ketidakpastian Masa Depan: Ketidakpastian ekonomi dan pendidikan selama pandemi menambah tekanan dan kecemasan yang sudah ada.

Gejala Umum
1. Depresi:
   - Perasaan sedih yang berkepanjangan
   - Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai
   - Perubahan nafsu makan dan berat badan

2. Kecemasan:
   - Kecemasan berlebihan tentang kehidupan sehari-hari
   - Serangan panik
   - Kesulitan tidur

3. Masalah Konsentrasi:
   - Kesulitan fokus pada tugas-tugas sekolah atau pekerjaan
   - Penurunan kinerja akademik atau profesional

4. Perilaku Berisiko:
   - Penggunaan zat terlarang
   - Perilaku impulsif
   - Hubungan interpersonal yang tidak stabil

Langkah-Langkah Mengatasi
1. Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan:
   - Kampanye Kesehatan Mental: Program edukasi di sekolah dan kampus tentang pentingnya kesehatan mental dan cara mengelolanya.
   - Pelatihan Keterampilan Koping: Mengajarkan keterampilan seperti manajemen stres, mindfulness, dan resolusi konflik.

2. Mengurangi Tekanan Sosial Media:
   - Penggunaan Media Sosial yang Sehat: Mendorong penggunaan media sosial dengan bijak, seperti membatasi waktu layar dan mengikuti akun yang memberikan dampak positif.
   - Kebijakan Anti-Cyberbullying: Sekolah dan platform media sosial harus memiliki kebijakan yang ketat terhadap cyberbullying.

3. Meningkatkan Dukungan Emosional:
   - Jaringan Dukungan: Membentuk kelompok dukungan di sekolah atau komunitas yang memungkinkan Gen Z berbagi pengalaman dan saling mendukung.
   - Layanan Konseling: Menyediakan akses mudah ke layanan konseling dan terapi, baik secara langsung maupun online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun