Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan lebat, hiduplah seorang pria tua bernama Pak Darsa. Pak Darsa terkenal sebagai seorang yang bijaksana dan penuh kebaikan hati. Meski sudah uzur, dia selalu bersemangat membantu siapa saja yang membutuhkan. Setiap pagi, dia akan berjalan keliling desa, menyapa penduduk dan memastikan semua dalam keadaan baik.
Suatu hari, saat sedang berjalan di tepi hutan, Pak Darsa bertemu dengan seorang pemuda yang tampak kebingungan. Pemuda itu, yang ternyata seorang perantau bernama Arya, bercerita bahwa dia kehilangan arah dan tidak tahu harus kemana.
"Tenanglah, Nak," kata Pak Darsa dengan senyumnya yang menenangkan. "Mari ikut aku ke rumah, kau bisa beristirahat dan kita akan mencari jalan keluarnya bersama."
Di rumah Pak Darsa, Arya diberi makan dan tempat untuk beristirahat. Malam itu, di bawah sinar lampu minyak yang redup, Arya bercerita tentang perjalanannya yang penuh liku. Dia merantau untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik, namun malang, dia tersesat di hutan dan kehilangan semua bekal yang dibawanya.
Pak Darsa mendengarkan dengan seksama, lalu berkata, "Tidak perlu khawatir, Nak. Besok kita akan pergi ke kota bersama-sama. Aku akan membantumu menemukan pekerjaan."
Keesokan harinya, sesuai janji, Pak Darsa mengantar Arya ke kota terdekat. Berkat koneksi dan pengaruh baik Pak Darsa, Arya mendapatkan pekerjaan di sebuah toko. Arya sangat berterima kasih atas bantuan Pak Darsa, namun Pak Darsa hanya tersenyum dan berkata, "Ingatlah selalu untuk berbuat baik kepada sesama. Kebaikan itu akan selalu kembali, meski mungkin tidak dalam bentuk yang kita duga."
Tahun demi tahun berlalu, Arya bekerja keras dan akhirnya berhasil membangun usaha sendiri. Dia selalu mengingat nasihat Pak Darsa dan berusaha menolong siapa saja yang membutuhkan.
Suatu hari, saat Arya sedang bekerja di tokonya yang kini sudah besar dan sukses, seorang pria tua masuk. Arya mengenalinya seketika, meski rambutnya kini sudah lebih putih dan wajahnya dipenuhi keriput. Itu adalah Pak Darsa, yang dulu membantunya saat tersesat.
"Pak Darsa!" seru Arya penuh kegembiraan. "Terima kasih atas semua yang kau lakukan untukku. Tanpa bantuanmu, aku mungkin tidak akan berada di sini sekarang."
Pak Darsa tersenyum lembut. "Aku hanya menanamkan benih kebaikan, Nak. Dan lihatlah, betapa suburnya ia tumbuh."
Arya memeluk Pak Darsa, dan sejak hari itu, mereka sering menghabiskan waktu bersama. Arya memastikan Pak Darsa hidup dengan nyaman di hari-hari tuanya, sebagai balas budi atas kebaikan di masa lalu. Desa kecil mereka kini menjadi contoh betapa kebaikan yang tulus dapat mengubah kehidupan seseorang, dan bagaimana hal itu dapat berlanjut seperti sebuah rantai yang tak pernah putus.