Mohon tunggu...
Rafif Ahmad Fadilah
Rafif Ahmad Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Saya memiliki hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bekal Terbaik Ibuku

31 Januari 2024   19:09 Diperbarui: 31 Januari 2024   19:11 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit pagi masih kelam saat aku terbangun. Suara ayam jantan bersahutan diiringi aroma nasi goreng yang menguar dari dapur. Ibu sudah sibuk menyiapkan sarapan untukku sebelum aku berangkat sekolah.

"Pagi, Sayang. Ayo sarapan dulu," sapa Ibu dengan senyuman hangat.

Aku duduk di meja makan, disuguhkan sepiring nasi goreng dan segelas susu hangat. Ibu selalu tahu apa yang kumakan. Nasi gorengnya selalu terasa istimewa, penuh cinta dan kasih sayang.

"Ibu, hari ini aku ada ulangan matematika," kataku sedikit cemas.

"Jangan khawatir, Sayang. Kamu pasti bisa. Ibu yakin kamu sudah belajar dengan giat," kata Ibu sambil mengusap rambutku.

Selesai sarapan, Ibu memelukku erat. "Semangat belajar ya, Nak. Ingat, bekal terbaikmu adalah ilmu dan kasih sayang. Gunakan itu untuk meraih cita-citamu."

Pelukan Ibu terasa begitu hangat dan penuh makna. Kata-katanya memotivasi aku untuk selalu semangat belajar dan pantang menyerah.

Di sekolah, aku fokus mengikuti ulangan matematika. Aku ingat semua yang telah kupelajari dan berusaha menjawab soal-soal dengan tenang.

Saat pengumuman hasil ulangan, aku deg-degan. Ketika namaku disebut dengan nilai yang memuaskan, aku bahagia sekali. Aku langsung teringat kata-kata Ibu. Bekal terbaik dari Ibu, yaitu ilmu dan kasih sayang, telah membantuku meraih prestasi.

Sejak saat itu, aku selalu mengingat pesan Ibu. Aku terus belajar dengan giat dan selalu menyebarkan kasih sayang kepada orang lain. Aku tahu, bekal terbaik dari Ibu akan selalu membantuku dalam menjalani kehidupan.

Beberapa tahun kemudian, aku berhasil meraih cita-citaku menjadi seorang dokter. Aku selalu bersyukur kepada Ibu atas bekal terbaik yang telah diberikannya. Ilmu dan kasih sayang Ibu telah mengantarku kepada kesuksesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun