Di sebuah desa kecil yang dikelilingi pengunungan hijau, terdapat rumah yang cukup sederhana. Dan di sana ada seorang pemuda yang bernama Ali. Ali seorang pemuda yang baik hati dan senang membantu orang lain. Setiap pagi, dia bangun dengan senyum dan tekad untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik.
Suatu hari, ketika Ali sedang pulang dari pasar, dia melihat seorang wanita tua duduk di pinggir jalan dengan wajah lesu dan mata yang sayu. Tanpa ragu, ia menghampirinya dan menawarkan bantuan.
"Permisi bu, apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Ali dengan penuh kebaikan.
Ibu itu menatap Ali dengan kekaguman. "Anak muda, aku tersesat dan kehilangan kekuatan untuk pulang. Bisakah kau membantuku?" jawab ibu itu dengan suara lemah.
Tanpa pikir panjang, Ali langsung meminta ibu itu untuk naik ke motornya dan mengantarnya pulang ke rumah. Selama perjalanan, mereka berbagi cerita dan tawa, seolah-olah telah saling mengenal selama bertahun-tahun.Â
Setibanya di rumah itu, Ali tidak hanya meninggalkannya begitu saja, tapi dia juga membersihkan rumah wanita tua itu, menyiapkan makanan, dan memastikan wanita tua itu merasa nyaman.
Ali pun baru sadar bahwa wanita tua itu tinggal seorang diri, tanpa seorang pun di sana.
"Nak, terima kasih atas segala bantuanmu," ucap wanita itu dengan tulus, matanya berbinar-binar.
Ali tersenyum. "Tidak perlu berterima kasih, bu. Ini adalah kehormatan bagiku untuk membantu ibu."
Hari berganti hari, dan kebaikan Ali menjadi cerita yang terkenal di desa itu. Orang-orang mulai menyadari bahwa kebaikan tidak hanya menjadi milik Ali, tapi juga menjadi inspirasi untuk berbuat baik kepada sesama.
Namun, tak lama setelah itu, sebuah musibah menimpa Ali. Rumahnya terbakar habis dalam kebakaran yang mengerikan. Ali dan keluarganya kehilangan segalanya dalam sekejap.