Mohon tunggu...
Rafif Ahmad Fadilah
Rafif Ahmad Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Saya memiliki hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Nasihat: Cahaya Pagi dan Kegembiraan Bersyukur

28 Januari 2024   13:43 Diperbarui: 28 Januari 2024   13:54 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi di Indramayu

Di sebuah perkampungan kecil yang terhampar di lereng bukit, hiduplah seorang pemuda bernama Iwan. Iwan adalah seorang petani yang setiap hari bekerja keras di ladangnya, menanam padi dan sayuran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meski hidup sederhana, Iwan selalu menjalani hari-harinya dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur yang mendalam.

Setiap pagi, Iwan bangun sebelum matahari terbit. Ia selalu melaksakan solat tahajud, kemudian ketika adzan subuh berkumandang ia menyambungnya dengan solat subuh. Kala pagi hadir, ia selalu merindukan momen dimana matahari terbit dan kehangatan sinar matahari yang menyinari wajahnya. Baginya, cahaya pagi adalah karunia dan sumber kegembiraan baginya.

Hari itu, Iwan bangun lebih awal dari biasanya. Dia merasa getir di hatinya, karena semalam hujan turun dengan derasnya, mengguyur tanaman padi yang baru saja ditanaminya. Namun, Iwan tidak membiarkan kekecewaan menguasai dirinya. Dia tahu bahwa di setiap cobaan akan hadir sebuah hikmah yang indah.

Dengan langkah ringan, Iwan melangkah ke ladangnya. Dia mengamati ladang tanaman padi yang terendam air hujan, tetapi ia melihat ada yang bisa diselamatkan. Dengan tekad yang kuat, Iwan mulai menyisir ladangnya, merapikan tanaman yang roboh, dan menyiapkan saluran air agar air hujan dapat mengalir dengan lancar.

Saat matahari mulai terbit, Iwan duduk di gubuk yang berada di tepi ladangnya. Ia merenung sejenak, mengingat semua karunia Tuhan yang telah diberikan kepadanya. Meskipun tanamannya terkena musibah, Iwan masih memiliki tanaman lain yang masih bisa diselamatkan. Dia bersyukur atas kesempatan itu.

…

Ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat, ia menatap ke langit yang berwarna jingga. Ia merasa lega dan dan bahagia, karena telah menjalani hari dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur. Meskipun banyak cobaan yang datang, ia menyadari bahwa cahaya pagi adalah simbol kehidupan yang penuh harapan. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk bersyukur dan berbuat baik kepada sesama. Di antara gemuruh tantangan, kegembiraan bersyukur tetap menyinari hatinya, seperti cahaya pagi yang mengusir gelapnya malam.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun