Budaya patriarki, yang sudah lama tertanam dalam masyarakat, memperkuat struktur kekuasaan dominan dan menguntungkan laki-laki, seringkali merugikan perempuan dan membatasi kesetaraan gender. Namun, transisi menuju masyarakat yang lebih inklusif dan setara tidak hanya menjadi milik perempuan. Peran laki-laki dalam membongkar budaya patriarki  sangat penting dan harus ditanggapi dengan serius.
Pertama-tama perlu dipahami bahwa budaya patriarki tidak menguntungkan semua laki-laki. Meskipun sistem ini memberikan beberapa keuntungan dalam hal kekuasaan dan kendali, sistem ini juga memberikan tekanan besar pada laki-laki untuk mempertahankan dominasi mereka. Hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi secara bebas, membatasi pilihan karir, dan merugikan norma-norma maskulinitas yang beracun. Jadi, menghilangkan budaya patriarki juga akan membebaskan laki-laki dari tekanan ini dan memungkinkan mereka  menjadi versi diri mereka yang lebih autentik dan bebas.
Salah satu cara utama  laki-laki membantu membongkar budaya patriarki adalah dengan menjadi sekutu dalam perjuangan  kesetaraan gender. Hal ini termasuk mendukung perempuan dalam upaya mereka mencapai persamaan hak, memerangi diskriminasi gender, dan mengakui serta menghargai kontribusi perempuan dalam semua aspek kehidupan. Laki-laki dapat melakukan hal ini dengan mendengarkan pengalaman dan sudut pandang perempuan, menentang perilaku dan sikap yang merugikan, dan menjadi panutan yang baik dengan mempraktikkan kesetaraan dalam hubungan, baik pribadi maupun karier profesional.Â
Selain menjadi sekutu, laki-laki juga harus melakukan upaya internal untuk menghilangkan pola pikir dan perilaku yang terkait dengan budaya patriarki. Hal ini mencakup refleksi diri mengenai hak-hak istimewa yang mereka nikmati sebagai laki-laki, menilai kebiasaan dan sikap yang dapat memperkuat ketidaksetaraan, dan berkomitmen untuk melakukan perubahan yang diperlukan dalam perilaku mereka sendiri. Hal ini bukanlah tugas yang mudah namun merupakan langkah  penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.Â
Selain itu, pendidikan juga berperan penting dalam mengubah budaya patriarki. Laki-laki, khususnya generasi muda, perlu menyadari sepenuhnya pentingnya kesetaraan gender dan dampak negatif  budaya patriarki. Hal ini dapat dilakukan melalui kurikulum sekolah yang komprehensif, program pendidikan non-formal dan kampanye kesadaran generasi muda. Dengan membentuk cara pandang inklusif sejak muda, kita dapat membantu menciptakan generasi yang lebih memahami dan peduli terhadap kesetaraan gender.Â
Terakhir, penting untuk diingat bahwa perubahan menuju masyarakat yang lebih setara tidak akan terjadi dalam semalam. Ini adalah perjalanan yang membutuhkan komitmen dan kerja sama jangka panjang  antara laki-laki dan perempuan. Dengan menyadari peran mereka dalam menghilangkan budaya patriarki, laki-laki dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam membangun dunia di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi.
-kelompok laki-laki 8C
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H