Mohon tunggu...
Rafie Abimanyu
Rafie Abimanyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indonesia

Mahasiswa Universitas Indonesia jurusan Manajemen Bisnis Pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manajemen Risiko akan Fenomena Gunung Marapi

22 April 2024   15:15 Diperbarui: 22 April 2024   15:15 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 3 Desember 2024 terjadi ledakan yang berasal dari kompleks Gunung Marapi yang berada di Sumatera Barat,letusan ini mengakibatkan keluarnya abu vulkanik setinggi 3.000 meter (9.800 kaki) ke udara sebelum menimbun dalam jumlah yang besar kota kota besar seperti kota Bukittingi, Payakumbuh dan Padang Panjang  yang dimana dua kota ini sangat berdekatan dengan Gunung Marapi,
menurut pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) ditetapkan berada pada level II (waspada) kejadian ini sangat menarik perhatian publik dikarenakan adanya korban jiwa yang berjatuhan terkait insiden ini.

RADIUS MELETUSNYA GUNUNG MARAPI DAN ALASAN DIBALIK ADANYA KORBAN JIWA DI BALIK BENCANA ALAM INI

menurut sumber yang dikeluarkan oleh Kementrian ESDM tingkat bahaya dari erupsinya Gunung Marapi antara 3km hingga 5km, dengan insiden ini banyak sekali kemungkinan kemungkinan yang akan berdampak buruk pada masyarakat atau orang sekitar.

Terkait diabaikannya rekomendasi jarak aman ini, pelaksana harian Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat, Dian Indriati, mengatakan para petugas pendamping di setiap pintu masuk "telah memberi arahan kepada para pendaki" dan Para pendaki juga wajib mendaftar secara daring untuk mendapatkan Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (Simaksi). Menurut Dian, pada proses itu juga tertera SOP dan aturan pendakian.

dilihat dari SOP yang sudah di lakukan pengurus Konservasi Gunung Marapi dengan cara menaruh papan peringatan di setiap radius yang sudah ditentukan sepertinya para pendaki sedikit mengabaikan papan yang sudah dipasang oleh para pengurus yang dimana hal tersebut menjadi dampak dari terjadinya korban jiwa yang berjatuhan di bencana alam ini

"Dengan adanya papan peringatan dan larangan itu sudah semestinya menjadi imbauan bagi mereka. Dan ini selalu disampaikan oleh petugas kami untuk berhati-hati, jaga keselamatan, dan jangan mendekati kawah," sambung Dian.

PERSIAPAN PARA PENDAKI UNTUK MENGANTISIPASI ADANYA BENCANA LETUSAN GUNUNG

Sebelum mendaki sebuah gunung alangkah baiknya sebelum bepergian mencari informasi terlebih dahulu terkait level Waspada dari destinasi yang akan kita kunjungi dengan contoh berdasarkan dari situs Magma Indonesia terdapat sejumlah gunung yang berstatus waspada dengan contoh Gunung Bromo,Gunung Kerinci,Rinjani dan Slamet, dengan artian pendaki dilarang mendaki mendekati kawah pada radius 3km, dan juga para pengunjung selalu menghitung dan mengetahui jarak waspada untuk mendekati kawah di Gunung yang akan dikunjungi dan juga semestinya para pengunjung mengindahkan rambu peringatan yang sudah ada disana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun