Jamu merupakan jenis obat - obatan tradisional yang terbuat dari bagian tanaman yang memiliki khasiat seperti akar, rimpang, daun, ataupun bagian tanaman lainnya yang mengandung manfaat. Jamu umumnya disajikan dalam  bentuk  jamu bubuk, jamu cair (minuman), dan dalam bentuk pil. Penggunaan kemasan dalam pengemasan jamu tentunya sangatlah penting mengingat jamu sendiri memiliki khasiat yang sangat bermanfaat bagi tubuh maka pemilihan bahan yang baik dalam pengemasan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk tersebut. Penggunaan kemasan pada jamu khususnya pada jamu cair pada saat ini telah memiliki banyak variasi, mulai dari bahan plastik, kaca, hingga kaleng.
Penggunaan kemasan yang paling banyak umumnya adalah menggunakan kemasan plastik. Kemasan plastik menjadi bahan yang sering dipakai karena memiliki keunggulan berupa material yang ringan, mampu untuk melindung produk dengan baik, biaya produksi yang rendah dan fleksibel untuk didesain. Namun, disamping itu penggunaan kemasan plastik memiliki kekurangan seperti sulit terurai oleh tanah, dapat mencemari lingkungan dan yang paling berbahaya adalah plastik menganduk BPA yang mana dapat mengganggu sistem hormonal manusia dan dapat memicu timbulnya masalah kesehatan lainnya.
UMKM Jamu Pojok Bangka merupakan UMKM yang ada di Kabupaten Jember yang bergerak di bidang produksi jamu tradisional. Pengemasan jamu di UMKM Jamu Pojok Bangka masih menggunakan botol plastik dari bekas air mineral yang tentunya hal ini kurang baik apabila digunakan kembali sebagai kemasan jamu. Berdasarkan hal ini mahasiswa Universitas Jember yang tergabung dalam program magang PT. Teknik Pertanian Indonesia ikut serta dalam meningkatkan perkembangan UMKM melalui edukasi / penyuluhan terhadap pelaku UMKM khususnya UMKM Jamu Pojok Bangka terkait pengemasan. Pada kegiatan ini UMKM Jamu Pojok Bangka berperan sebagai mitra dari PT. Teknik Pertanian Indonesia. Edukasi yang diberikan berupa edukasi mengenai bahaya penggunaan plastik yang melebihi dari masa pakai, jenis - jenis bahan plastik yang aman, dan opsi botol plastik. Sehingga pada penjualan jamu dilakukan penggantian kemasan yang lebih baik dalam penggunaanya untuk mengemas minuman jamu.
   UMKM jamu pojok bangka menjual beragam jenis jamu, salah satunya ialah jamu temulawak. Pada kegiatan magang ini mahasiswa difokuskan pada pengemasan produk dari temulawak. Pengembangan pada kemasan temulawak berupa penggantian kemasan plastik menjadi kemasan plastik HDPE, botol kaca dan botol cantik. Jenis - jenis kemasan ini kemudian dilakukan uji pasar untuk mengetahui pengaruh dari penggantian kemasan. Berdasarkan hasil uji pasar diperoleh bahwa untuk penggantian kemasan berpengaruh terhadap penjualan. Penjualan yang memiliki peningkatan terutama pada botol cantik karena memiliki tampilan yang unik dan dilengkapi label yang informatif. Pengembangan kemasan juga dilakukan kepada inovasi produk yang terbaru yaitu jatelup (jamu temulawak celup). Bentuk inovasi kemasan ini yaitu jamu temulawak bubuk yang dikemas menggunakan tea bag sebagai kemasan primer dan box karton sebagai kemasan primer.Â
Kesimpulan dari kegiatan ini yaitu penggunaan kemasan yang lebih menarik rupanya dapat meningkatkan penjualan dari produk jamu temulawak. Sehingga melalui kegiatan magang ini diharapkan penggantian kemasan dapat dilanjutkan oleh UMKM Jamu Pojok Bangka sehingga produk yang dikemas nantinya lebih aman dari adanya BPA dan juga meningkatkan nilai jual. Dengan kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka pandangan pada pihak UMKM untuk selalu menyajikan produk dengan kemasan yang rapi dan higienis. Berdasarkan kegiatan ini pula diharapakan dapat menjadi sarana kerja sama yang baik bagi PT. Teknik Pertanian Indonesia  dan UMKM Jamu Pojok Bangka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H