Mohon tunggu...
Rafi Dwi Ananta
Rafi Dwi Ananta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik - UIN Jakarta

Suka mempelajari hal baru dan bermain game

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perbandingan Peran Partai Tunggal dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Vietnam dan China

27 Desember 2024   15:33 Diperbarui: 27 Desember 2024   15:53 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Xi Jinping dengan Nguyen Phu Trong. (https://m.antaranews.com/berita/3871008/xi-jinping-masa-depan-persahabatan-china-vietnam-diciptakan-kaum-muda)

Sistem partai tunggal sering dianggap sebagai antitesis dari demokrasi liberal. Namun, dalam beberapa kasus, seperti Vietnam dan China, sistem ini membuktikan kemampuannya dalam menggerakkan reformasi ekonomi yang signifikan. Dengan mengintegrasikan kontrol politik yang kuat dan kebijakan ekonomi yang terarah, kedua negara ini telah berhasil menciptakan stabilitas politik yang memungkinkan transformasi ekonomi besar-besaran. Analisis ini akan menggunakan teori One Party System sebagai kerangka untuk memahami peran partai tunggal dalam pertumbuhan ekonomi kedua negara.


- Teori One Party System sebagai Kerangka Analisis
Menurut Andrew Heywood (2005), One Party System adalah sistem politik di mana hanya ada satu partai yang diizinkan beroperasi, sehingga partai tersebut memiliki kendali penuh atas pemerintahan. Dalam sistem ini, partai memainkan peran sentral dalam:
1.Perencanaan dan Implementasi Kebijakan: Dengan tidak adanya oposisi, partai tunggal dapat mengambil keputusan tanpa hambatan politik.
2.Stabilitas Politik: Konsentrasi kekuasaan memungkinkan pemerintah menjalankan kebijakan jangka panjang tanpa gangguan konflik politik.
3.Legitimasi Ideologis: Sistem ini sering didukung oleh ideologi yang digunakan untuk membangun konsensus nasional, seperti sosialisme di China dan Vietnam.

Namun, teori ini juga menunjukkan bahwa sistem partai tunggal berisiko menciptakan korupsi, kurangnya akuntabilitas, dan pembatasan hak-hak politik. Dalam konteks Vietnam dan China, teori ini relevan untuk menjelaskan bagaimana kedua negara berhasil memanfaatkan struktur politik mereka untuk mendorong reformasi ekonomi.

- China: Sistem Partai Tunggal sebagai Motor Transformasi Ekonomi
Reformasi ekonomi China dimulai pada tahun 1978 melalui kebijakan Reform and Opening-Up yang diprakarsai oleh Deng Xiaoping. Dalam kerangka One Party System, Partai Komunis China (PKT) menggunakan kontrol politiknya untuk:
1.Desentralisasi Ekonomi: Memberikan otonomi kepada pemerintah lokal dan perusahaan negara untuk menarik investasi asing.
2.Zona Ekonomi Khusus (ZEK): Wilayah seperti Shenzhen menjadi laboratorium kebijakan pasar bebas yang diawasi ketat oleh PKT.
3.Pengendalian Sektor Strategis: PKT tetap mempertahankan kendali atas sektor-sektor utama seperti perbankan, energi, dan transportasi.

Hasilnya:
•PDB: Pada 2023, PDB China mencapai USD 17,71 triliun, dengan pertumbuhan 5,2% dibandingkan tahun sebelumnya, melampaui target pemerintah.
•Penurunan Kemiskinan: Dari 53% pada 1981 menjadi hampir nol pada 2020.
•Integrasi Global: China menjadi pemain utama dalam perdagangan internasional dan pusat manufaktur global.

Namun, kendali penuh PKT juga menciptakan tantangan seperti ketimpangan antara kota dan desa, kerusakan lingkungan, serta pembatasan kebebasan politik.

- Vietnam: Sistem Partai Tunggal dengan Pendekatan Bertahap
Vietnam menerapkan reformasi ekonomi pada 1986 melalui kebijakan Doi Moi. Dalam kerangka One Party System, Partai Komunis Vietnam (PKV) berhasil:
1.Liberalisasi Ekonomi: Mengintegrasikan pasar melalui kebijakan pro-investasi asing dan pemberdayaan sektor swasta.
2.Reformasi Pertanian: Memberikan hak kelola tanah kepada petani, meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan.
3.Privatisasi dan Restrukturisasi BUMN: Mengurangi monopoli negara dan mendorong efisiensi sektor publik.

Hasilnya:
• PDB: Pada 2023, PDB Vietnam mencapai USD 420,04 miliar, dengan tingkat kemiskinan turun dari 58% pada 1993 menjadi kurang dari 4%.
• Keberhasilan Perdagangan: Vietnam menjadi eksportir utama komoditas seperti beras dan tekstil, serta mitra penting dalam perdagangan internasional.

Meski demikian, ketergantungan pada investasi asing dan kesenjangan pembangunan antara perkotaan dan pedesaan masih menjadi tantangan.

- Analisis Kritis dengan Teori One Party System
Persamaan:
a. Sistem partai tunggal di China dan Vietnam memberikan stabilitas politik yang memungkinkan pelaksanaan reformasi ekonomi jangka panjang.
b. Kedua negara menggunakan pendekatan gradualis dalam liberalisasi ekonomi.

Perbedaan:
1.Skala dan Kecepatan Reformasi:
•China memulai reformasi lebih awal dan dalam skala yang jauh lebih besar, sedangkan Vietnam lebih fokus pada integrasi global melalui investasi asing.
2.Ketergantungan Ekonomi:
•Vietnam lebih bergantung pada FDI, sementara China memanfaatkan pasar domestiknya yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun