Mohon tunggu...
Rafidah DwiAnggraini
Rafidah DwiAnggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa S1 Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang sedang menempuh Semester 6.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sex Education, Upaya Preventif dalam Mengatasi Kekerasan Nasional pada Masyarakat Kelurahan Menanggal

6 Juli 2022   05:03 Diperbarui: 6 Juli 2022   12:28 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sidoarjo, 05 Juli 2022 Program MBKM Proyek Kemanusiaan merupakan program pembelajaran di mana mahasiswa diberi kesempatan untuk terjun langsung ke masyarakat guna memberikan solusi akan masalah-masalah sosial yang ada. 

Program MBKM Proyek Kemanusiaan ini kemudian dikonversi ke beberapa mata kuliah, sehingga mahasiswa tidak full time mengikuti kegiatan belajar mengajar di perkuliahan. 

Salah satu mata kuliah yang dapat dikonversi adalah KKN. Sepertinya pembaca sudah tidak asing lagi dengan KKN, bukan? KKN atau singkatan dari Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan intrakulikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.

 Selama kurang lebih 3 bulan lamanya ini, mahasiswa UNTAG Surabaya, yakni Rafidah Dwi Anggraini, memberikan intervensi sosial melalui psikoedukasi dengan program "Pengenalan Sex Education sebagai Upaya Preventif dalam Mengatasi Kekerasan Nasional." 

Program ini diadakan pada tanggal 08 Juni 2022 di Arisan Ibu PKK RT 01/RW 02 Kelurahan Menanggal serta tanggal 17 Juni 2022 di MTS Ittaqu Surabaya.

Walau perkembangan IPTEK semakin canggih, perlu diketahui bahwa tingkat pemerkosaan, pelecehan dan kekerasan seksual merupakan isu yang tidak pernah habis dan akan meningkat setiap tahunnya di Indonesia, khususnya untuk korban perempuan dan anak-anak. 

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia telah mengembangkan sistem aplikasi pencatatan dan pelaporan kekerasan perempuan dan anak melalui  SIMFONI PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) yang dapat di akses oleh semua unit layanan penanganan korban kekerasan perempuan dan anak di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota secara up to date, riil time dan akurat, untuk menuju satu data, data kekerasan nasional. 

Menurut data yang tersaji di SIMFONI-PPA yang diinput pada tanggal 1 Januari hingga saat ini, terdapat 10.045 korban perempuan. 

Bila dilihat menurut kelompok usia, maka terdapat 5,8% korban pada usia 05 tahun; 14,5% korban pada usia 612 tahun; dan 29,6% korban pada usia 1317 tahun. Data ini membuktikan bahwa tidak hanya orang dewasa saja yang dapat menjadi korban kekerasan nasional, tetapi anak di bawah umur juga.

Dengan semakin mudahnya akses untuk memperoleh informasi, hal-hal baik dapat diperoleh dengan mudah di internet. Namun, tidak semua orang mencari hal-hal baik di internet, ada pula yang mencari hal negatif di internet, contohnya adalah anak-anak yang menonton video pornografi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun