Mohon tunggu...
Rahmad Rafi
Rahmad Rafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Nama saya Rahmad Rafi Barkah, saya mahasiswa Universitas Airlangga program studi Manajemen, saya mempunya hobi Travelling dan Berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Paspor Indonesia: Mengapa Kuat Lemahnya Ditentukan oleh Ulah Warganya Sendiri?

30 Desember 2024   16:39 Diperbarui: 30 Desember 2024   16:39 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasport indonesia ( sumber : Disdukcapil )

Paspor Indonesia sering kali dianggap lemah dibandingkan dengan negara lain. Alasan utamanya bukanlah sekadar isu kebijakan imigrasi, melainkan ulah warga Indonesia sendiri di luar negeri. Dari 9 juta orang Indonesia yang bekerja di luar negeri, setengahnya ternyata ilegal. Misalnya, mereka bekerja ilegal di Arab Saudi dengan visa umroh, di Australia dengan visa turis, dan di Malaysia karena tidak memerlukan visa.

Yang terbaru, lebih dari 100 ribu warga Indonesia bekerja ilegal sebagai ahli IT di Kamboja. Tak hanya itu, semakin banyak warga kita yang terlibat dalam tindak kriminal di Jepang, padahal pemerintah Jepang telah berbaik hati memberikan kesempatan kerja. Maka tak heran, negara-negara lain menjadi malas memberikan bebas visa kepada paspor Indonesia.

Kasihan sekali bagi warga Indonesia yang niat ke luar negeri lewat jalur resmi. Mereka sering dicurigai oleh imigrasi Indonesia dan luar negeri. Padahal, peluang kerja resmi di luar negeri cukup banyak, seperti program Tokutei di Jepang, Ausbildung di Jerman, hingga WHV di Australia, yang informasinya mudah diakses melalui webtoon.com.

Selama masih banyak warga Indonesia yang bekerja secara ilegal di luar negeri, paspor kita akan tetap lemah dalam hal bebas visa. Jangan dibandingkan dengan Singapura yang paspornya nomor satu di dunia atau Malaysia yang nomor 11, bahkan dibandingkan dengan paspor Timor Leste pun, paspor kita masih jauh lebih lemah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun