Autobiografi
Mahasiswa ilmu Komunikassi Universitas Mulawarnama bernama Rafiah, lahir 17 Oktober 1994 menjalani keseharinya sebagai mahasiswa yang tekun. IP-nya bahakan tidak perna kurang dari 3.00. mahasiswa berhijab itu menyukai hal-hal yang berbau tantangan, pasalnya ia sudah mengikuti ekstrakulikuler pramuka saat bersekolah di SMA Negeri 001 Sangatta Utara. Kegiatan pramuka memang penuh tantangan dan tanggung jawab yang besar akan tetapi Rafiah justru terjun kedalam dunia tersebut, ia bahakn mendapat pangkat laksana dan sering menjadi panitia di berbagai kegiatan kepramukaan di sekolahnya.
Tahun 2013 akhirnya Rafiah merasa tenang karena Ia berhasil lulus dengan nilai yang memusakan. Kelulusan yang diperoleh tentu tidak meudah. Mendekati satu bulan hari H UjIan Nasional, Rafiah dan teman-temanya belajr habis-habisan. Setiap pulang atau di saat jam istirahat dihabiskan dengan mengerjakan soal-soal ujian tahun-tahun sebelumnya. Rafiah dan teman-temannya bahakan datang ke mes guru mereka untuk minta dibimbing belajar. Ia merasa puas dengan kelulusannya. Melihat nilai di ijazanya Ia tersadar bahwa latihan benar-benar bisa menaklukan kebodohan. Kata-kata tersebutlah yang terus diingat hingga saat ini.
Rafiah merupakan nama yang diberikan orangtuanya. Rafiah merupakan nama yang di ambil dari 99 nama Allah atau sering kita sebut dengan Asmaul Husnah. Rafiah sediri sebenarnya berbunyi ROFIAH yang artinya ditinggikan, dihormati, iangungkan, atau tempat yang tinggi. Nama Rafiah mempunyai filosofi yang berat di dalamnya. Dengan memberikannya nama Rafiah ayahnya Aris, mengingginkan Rafiah menjadi seorang yang dihormati, mempunyai derajat yang tinggi. Menjadi seorang wanita yang menjujung tinggi kehormatan. Orang yang dihormati dan menghormati. Baginya nama merupakan cerminan. Rafiah berjanji menjalani kehidupanya dengan baik dengan nama yang diberikan orang tunya dengan penuh kasih dan harapan.
Rafiah sebenarnya lebih suka jika dipanggil dengan sebutan Fhia. menurutnya ketika seseorang menyebutkan “Fhia” terdengar imut dan lebih gampang dingat. Saat ini mejalani keseharian sebagai mahsiswa, apalagi menghadapi semester akhir membuanya sedikit gugup. Dua tahun lebih sudah Ia habiskan untuk mengejar ilmu di kota Samarinda jauh dari keluarga yang tinggal di kota Sangtta. Rafiah sering kal merindukan keluarganya, ketika rindu Ia akan menelpon dan mulai bercerita panjang lebar.
Rafiah menyelesaikan sekolah dasarnya bersama saudara kembarnya yang ia panggil Ira. Ia sangat menyayangi saudara kembaranya karena selalu bersama-sama. Mereka bersekolah di sekolah dasar yang sama yaitu SD Negeri 001 sangatta Utara. Meski sekolah yang sama ia dan saudara kembarnya sering kali berbeda kelas dan hanya bertemu di waktu jam istirahat. Kemuian Rafiah dan saudara kembarnya melajutkan sekolah menegah pertama dengan berpesantren. Nama pesantren Hajar Abyadh selama tiga tahun Rafiah terkenal sebagai murid yang pintar dan mudah bergaul. Pada wisuda SMSP Rafiah mendapat penghargaan sebagi siswa yang teladan. Memasuki sekolah menengah Akhir Rafiah dan saudara kembarnya berpisa sekolah. Saudara kembarnya mengabil sekolah kejuruan sedangkan dai mengambil SMA negeri 001 sangtta.
Rafiah yang bertubuh kecil dengan tinggi 150cm itu senang bisa menuntut ilmu komunikasi di Unmul. Meski pada awalnya ia salah memilih jurusan. Jurusan telekomunikasi harusnya menjadi tempatnya akan tetapi malah berjodoh dengan jurusan lain yaitu komunikasi. Awalnya ia merasa takut karena meras kurang paham mengenai komunikasi, akan tetapi seiring berjalannya waktu akhirnya Rafiah memantapkan hati dan mulai berjuang di jurusan komunikasi hinga saat ini. menjalani keseharian di kampus. berbekal beasiswa dari pemerintah BIdik Misi.
Dengan beasiswa itu Rafiah mamapu berkuliah hingga saat ini. memang tidak seberapa tetapi lumayan dan cukup membiayai perkuliahanya selama dua tahun terakhir ini. beasiswa Bidik Misi hanya keluar pada waktu-waktu tertentu sehingga ia terkadang harus sabar dan menghemat. hidup jauh dari keluarga memang tidak mudah. terkdang harus sangat hat-hati memeprhitungkan segalnya. jika sudah boros untuk minta kepada orangtua dan saudara terkdang sungkan. bisa dibilang perjungan Rafiah berkuliah di Samarinda meng berat dan penuh pertanggung jawaban. akan tetepi Rafiah menjalani keseharian dengan penuh rasa sukur dan semangat.
Tidak hany berkuliah Rafiah juga mengikuti dan bergabung di Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi di fakultasnya. Pada semester wala Ia belum bisa begitu aktif menjalan kegiatan di himpunannya karena terkendala kendaraan dan waktu kuliah yang ia fokuskan. Saat ini Ia menjadi ketua salah satu devisi di himpunannya yaitu Devisi SosIal. Kepedualianya terhadp lingkungan sosIal masyarakat dan lingkungan membuat Ia memutuskan menemban tanggung jawab sebagai ketua devisi.
Anak ke-lima dari enam bersaudara itu mengaku perkulian dan materi yang didapatkannya setiap hari dosen-dosenya menurutnya haruslah diimpangi dengan praktek. Dari Himaksi ia berharap dapat mengaplikasika teori-teori tersebut. pelatihan dan juga seminar-seminar. Mengembangkan diri dan tidak bergantung pada teori sangatlah penting baginya.
Rafiah juga sangat menyukai Korea, sebagai Korae Addict. Ia menyukai budaya korea yang tida jauh berbeda dengan budaya Indonesai. Di Korea mereka sangat menghormati yang tua dan menyayangi anak kecil. Selain itu di juga kagum dengan negara Korea yang maju dengan teknologi yang mereka pergunakan dengan sangat baik. Berbeda dengan Indonesia yang kaya dengan SMD dan SDA akan tetapi belum bisa maju melaiknkan masih merangkak menuju maju. Baginya tidak ada salahnya menyukai hal-hal seperti itu, yang pasti berguna dan menjadi pelajran yang berharga.