Menurut psikologi rasa bosan terlalu lama dan bertumpuk-tumpuk akan dapat menimbulkan stress. Wabah COVID 19 membuat pemerintah segera memberlakukan PSBB yang mengharuskan segala sesuatu dilakukan di rumah. Selama hampir sebulan lebih masyarakat Indonesia di rumah,hal ini tentu menimbulkan rasa bosan. Dalam psikologi rasa bosan adalah suatu emosi yang normal dirasakan manusia namun jika hal ini terus berlanjut akan menggangu kesehatan jiwa.
Pemberlakuan sosial distancing juga dapat memicu stress. Apabila seseorang berdiam diri di rumah namun dengn keadaan emosi yang stabil atau dikategorikan senang itu baik,namun lain halnya dengan kondisi panik dan tertekan seperti saat ini. Disini peran media juga sangat besar,disamping meninfokan apa yang sedang terjadi dan hal-hal terbaru lainnya,media secara tidak langsung juga menyebar ketakutan atau kepanikan dengan menampilkan berita akan melonjaknnya kasus positif atau data tentang kematian pasien yang sumbernya masih diragukan apakah itu kenyataan atau hal yang digembor-gemborkan untuk kepentingan bisnis.
Stress ini juga dirasakan oleh para pelajar,hal ini ditambah dengan faktor umur mereka yang masih dikategorikan labi dalam mengendalikan berbagai emosi. Pembelajaran di rumah dengan tugas yang banyak membuat stress dapat bertambah berkali-kali lipat yang dialami para pelajar. Untuk mengatasi rasa bosan dapt dilakukan dengan kegiatan yang produktif di rumah seperti menyalurkan hobi di rumah,menambah pengetahuan dengan membaca buku atau jurnal, memanfaatkan waktu untuk merilexkan diri dengan olahraga dll.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H