Mohon tunggu...
Muhammad RafiAshidiq
Muhammad RafiAshidiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, prodi Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Itu Retorika Dakwah dan Dakwah Retorika

29 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 29 Juni 2024   22:38 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Syamsul Yakin dan Muhammad Rafi Ashidiq Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/dokpri

Retorika dakwah digunakan untuk membuat pesan dakwah menjadi sepenuhnya atraktif, menarik, dan estetis. Faktanya, dakwah memerlukan retorika sebagai seni komunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Dakwah tanpa retorika ibarat sayur tanpa garam, hambar dan kurang menarik.

Selain itu, retorika dakwah digunakan agar isi ceramah lebih berbobot. Ini karena retorika mengharuskan pesan disampaikan dengan bahasa baku yang didukung data dan riset. Ceramah yang berbobot sejalan dengan mad'u (audiens dakwah) yang semakin rasional dan kritis.

Retorika dakwah juga berfungsi agar pesan dakwah lebih informatif, persuasif, dan rekreatif, yang merupakan tujuan utama retorika. Dengan demikian, pesan-pesan dakwah seperti akidah, syariah, dan akhlak akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh mad'u, karena mereka merasa mendapatkan informasi yang lengkap dan bervariasi.

Penting juga, retorika dakwah digunakan agar dai (pendakwah) bisa menerapkan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah. Ketiga elemen retorika ini diperkenalkan oleh Aristoteles dan sangat penting dalam meningkatkan performa dai serta memberikan dampak positif pada respons mad'u. Metode dakwah apapun yang digunakan, harus mengikutsertakan pathos (emosi), logos (logika), dan ethos (etika).

Retorika dakwah juga penting karena mempertimbangkan perkembangan mad'u yang kini menjadi mad'u online. Untuk menjangkaunya, retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal melalui perangkat digital. Dalam komunikasi nonverbal, dai dapat berdakwah dengan gerakan tubuh dan bahasa tubuh, baik secara langsung maupun secara daring.

Terakhir, retorika dakwah dianggap penting karena dalam dakwah diperlukan tahapan yang terstruktur. Dalam retorika, dikenal lima tahapan pidato yang bisa diterapkan dalam dakwah. Pertama, penemuan atau inventio. Kedua, penyusunan atau dispositio. Ketiga, gaya atau elocutio. Keempat, memori atau memoria. Kelima, penyampaian atau pronuntiatio. Dalam ilmu dakwah, lima tahapan ini disebut teknik dakwah.

Namun, ada perbedaan antara retorika dakwah dan dakwah retorika. Dakwah retorika merujuk pada dakwah yang isinya hanya retorika semata dan didedikasikan untuk tujuan tertentu seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, dan gengsi sosial. Dakwah retorika lebih seperti alat yang dieksploitasi dengan gaya bicara yang memukau.

Karena itu, dakwah retorika harus ditinggalkan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, dakwah adalah amanah yang berasal dari langit. Banyak ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi yang menjelaskan hal ini. Menjadikan dakwah hanya sebagai retorika semata akan menghilangkan ruh dakwah.

Kedua, dakwah adalah ibadah ghair mahdhah yang memberikan efek positif bagi manusia di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, siapapun yang berdakwah harus berlandaskan niat yang benar. Dakwah adalah tujuan antara, dengan tujuan sebenarnya adalah mencapai ridha Allah yang bisa mendatangkan rahmat-Nya.

Jadi, retorika dakwah berbeda dengan dakwah retorika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun