Mohon tunggu...
Raffi Muhamad Faruq
Raffi Muhamad Faruq Mohon Tunggu... Peternak - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Sekolah Islam Terpadu Selama Ini?

23 November 2024   17:27 Diperbarui: 23 November 2024   20:19 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Raffi Muhamad Faruq/Mahasiswa MPI/S1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Sistem Informasi Manajemen (SIM) memegang peranan penting dalam pengelolaan data dan proses administratif di sekolah. Penerapan SIM di Sekolah Islam Terpadu (SIT) memiliki tantangan dan potensi yang perlu diperhatikan dengan seksama. Meskipun beberapa sekolah telah mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi, ada beberapa aspek yang perlu dievaluasi agar penerapannya lebih optimal.

Secara umum, penerapan SIM di SIT bertujuan untuk mempermudah pengelolaan data akademik, administrasi siswa, keuangan, serta komunikasi antara pihak sekolah, orang tua, dan siswa. Dengan sistem ini, sekolah diharapkan bisa lebih cepat dalam mengakses informasi, mengurangi kesalahan data, dan meningkatkan kualitas layanan. Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi.

Pertama, Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Salah satu kendala utama dalam penerapan SIM adalah kurangnya infrastruktur yang memadai di beberapa SIT. Tidak semua sekolah memiliki perangkat keras dan jaringan yang cukup stabil untuk mendukung sistem informasi yang efektif. Selain itu, SDM yang belum terbiasa dengan teknologi informasi juga menjadi penghambat. Guru dan staf administrasi perlu dilatih untuk menggunakan sistem tersebut dengan baik, agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan.

Kedua, Integrasi dengan Proses Pendidikan

SIM seharusnya tidak hanya menjadi alat untuk keperluan administratif, tetapi juga harus terintegrasi dengan proses pendidikan. Beberapa SIT masih kesulitan dalam menyelaraskan penggunaan SIM dengan kegiatan pembelajaran yang berbasis pada nilai-nilai Islam. Sistem yang diterapkan harus mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi perkembangan akademik siswa dan mendukung kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan visi sekolah.

Ketiga, Keamanan dan Privasi Data

Keamanan data menjadi isu yang krusial dalam penerapan SIM. Di SIT, data siswa, orang tua, dan proses pendidikan harus dijaga kerahasiaannya. Beberapa sekolah masih belum memiliki kebijakan keamanan data yang memadai, sehingga potensi kebocoran informasi menjadi salah satu risiko yang harus dihindari. Sistem yang diterapkan harus dilengkapi dengan perlindungan yang baik terhadap data pribadi agar tidak disalahgunakan.

Keempat, Keterbukaan dan Partisipasi Stakeholder

Keberhasilan SIM juga bergantung pada sejauh mana pihak sekolah, orang tua, dan siswa terlibat dalam sistem tersebut. SIM yang baik harus memungkinkan komunikasi dua arah antara sekolah dan orang tua, sehingga orang tua dapat memantau perkembangan anak secara lebih mudah. Namun, beberapa SIT masih kesulitan dalam memberikan akses yang memadai bagi orang tua untuk terlibat langsung dalam pemantauan akademik anak. Hal ini dapat mengurangi efektivitas SIM dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Kelima, Biaya dan Keterjangkauan

Penerapan SIM memerlukan biaya yang tidak sedikit, baik untuk pengadaan perangkat, lisensi perangkat lunak, maupun biaya pelatihan bagi pengelola. Beberapa SIT yang memiliki dana terbatas mungkin merasa kesulitan untuk mengadopsi teknologi ini secara menyeluruh. Meskipun ada solusi berbasis cloud yang lebih terjangkau, tidak semua sekolah mampu memanfaatkannya dengan optimal.

Kesimpulan/Natizah

Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Sekolah Islam Terpadu masih menghadapi beberapa tantangan, baik dari sisi infrastruktur, SDM, keamanan, maupun biaya. Meskipun demikian, jika dikelola dengan baik, SIM dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan dan administrasi di sekolah. Oleh karena itu, sekolah perlu melakukan evaluasi terus-menerus dan investasi pada pelatihan serta infrastruktur untuk memastikan bahwa sistem ini dapat memberikan manfaat maksimal. Integrasi teknologi dalam dunia pendidikan, khususnya di SIT, harus dilakukan dengan bijak, mengingat pentingnya menjaga nilai-nilai Islam dalam setiap aspek pengelolaan pendidikan.

(Tulisan ini disarikan dari Modul Bahan Ajar Mata Kuliah Sekolah Islam Terpadu Part 13 oleh Prof. A. Rusdiana, M.M)

Raffi Muhamad Faruq
Raffi Muhamad Faruq

Raffi Muhamad Faruq, lahir di Garut pada tanggal 18 Juli 2004. Beliau merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, putra pasangan Bapak Tisna Asmara dan Ibu Yani Mulyani. Sejak kecil, beliau tumbuh di Kampung Pinggirsari, Kelurahan Paminggir, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Alamat rumah saat ini berada di Jalan Cimanuk no 230, RT 03 RW 03, Kelurahan Paminggir, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Beliau dapat dihubungi melalui nomor telepon 082119394586 atau email raffimfrq@gmail.com

Beliau menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Paminggir 5 (2010-2016), kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Garut (2016-2019), dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Garut (2019-2022). Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, beliau saat ini sedang melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, dengan mengambil Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI).

Selain aktif dalam bidang pendidikan, Raffi juga berperan dalam berbagai kegiatan seni dan kebudayaan. Sejak 2017-sekarang, beliau aktif mengikuti berbagai kegiatan serta event-event Marching Band. Pada tahun 2020, Raffi bergabung dengan School of Music Artistic and Symphony Harmony (SMASH 91) untuk membantu pengembangan minat-bakat di bidang Seni dan Kebudayaan di SMA Negeri 1 Garut. Dalam proses pengembangan ini, beliau juga dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua periode 2020-2021.

Motto: "Karma Nevad Ni Adikaraste Ma Phaleshu Kada Chana."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun