Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara pengajaran agama dan pengetahuan umum agar keduanya bisa saling melengkapi dan mendukung.
Ketiga, Model Pengembangan Kurikulum
Model kurikulum holistik terintegratif yang ideal seharusnya bersifat Interdisipliner, di mana semua mata pelajaran saling berhubungan dan memperkuat satu sama lain. Misalnya, dalam pelajaran matematika, siswa bisa diajarkan untuk melihat hubungan antara angka dan konsep-konsep dalam Islam, seperti keadilan dalam pembagian harta warisan.Â
Demikian juga dalam sains, konsep-konsep alam semesta dapat dikaitkan dengan penciptaan Tuhan yang Maha Esa. Pendekatan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidaklah terpisah, melainkan saling melengkapi.
Selain itu, sekolah harus mampu mendayagunakan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran. Teknologi dapat memperluas sumber daya pembelajaran, memberi akses lebih banyak materi yang bisa membantu mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam berbagai disiplin ilmu, serta meningkatkan interaktivitas antara guru dan siswa.
Kesimpulan/Natizah
Pengembangan kurikulum holistik terintegratif di Sekolah Islam Terpadu memiliki potensi besar untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia. Namun, untuk mewujudkannya, perlu adanya manajemen yang baik, prinsip yang jelas, serta model pengajaran yang tepat. Dengan mengatasi tantangan yang ada seperti ketidakseimbangan antara ilmu agama dan umum, serta keterbatasan sumber daya SIT dapat menciptakan pendidikan yang benar-benar mengembangkan siswa secara menyeluruh, baik dalam aspek akademik, moral, maupun spiritual.
Tulisan ini disarikan dari Modul Bahan Ajar Mata Kuliah Sekolah Islam Terpadu Part 5 oleh Prof. A. Rusdiana, M.M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H