(Raffi Muhamad Faruq, Mahasiswa S1 MPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Sekolah Islam Terpadu (SIT) merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan yang menggabungkan kurikulum pendidikan umum dengan pembelajaran berbasis nilai-nilai agama Islam. Pada umumnya, SIT bertujuan untuk tidak hanya mencetak siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia, dengan menekankan pada penguatan karakter dan keimanan.
Lahirnya sekolah semacam ini di Indonesia dapat dilihat sebagai respons terhadap kebutuhan akan pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan duniawi, tetapi juga mendalam dalam aspek spiritual dan moral.
Pertama, Hakikat dan Makna Sekolah Islam Terpadu
Secara mendasar, Sekolah Islam Terpadu berusaha menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks. Pendidikan di Indonesia menghadapi dua kebutuhan yang sering dianggap saling bertentangan: di satu sisi, kita memerlukan generasi yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan (kompetensi global), di sisi lain, penting untuk menjaga karakter dan akhlak sesuai dengan ajaran agama.
Dalam konteks ini, SIT hadir sebagai jawaban, di mana pengajaran agama tidak hanya dilihat sebagai mata pelajaran terpisah, tetapi menjadi prinsip dasar yang melekat dalam setiap aktivitas pembelajaran.
Sekolah Islam Terpadu ini mengedepankan integrasi antara kurikulum pendidikan nasional dan nilai-nilai Islam yang holistik. Artinya, setiap aspek pembelajaran---baik itu sains, matematika, bahasa, maupun ilmu sosial---dikaitkan dengan pemahaman moral dan etika Islam. Dalam konteks ini, pendidikan di SIT tidak hanya menekankan pada kemampuan akademis, tetapi juga pada pembentukan kepribadian yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.
Kedua, Urgensi Sekolah Islam Terpadu di Indonesia Saat Ini
Di tengah gempuran arus globalisasi dan modernisasi yang pesat, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim memiliki tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pelestarian nilai-nilai keagamaan yang menjadi bagian integral dari budaya nasional.
Sekolah Islam Terpadu, dalam pandangan ini, memiliki urgensi yang sangat besar, mengingat peranannya dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki karakter dan pemahaman agama yang kuat.
Pendidikan di SIT dianggap relevan untuk membekali siswa dengan bekal yang seimbang, yakni pengetahuan duniawi dan ukhrawi. Di sisi lain, dengan banyaknya kasus perilaku moral yang negatif, baik di kalangan pelajar maupun masyarakat secara umum, sekolah semacam ini dianggap dapat menjadi benteng dalam memperkokoh pondasi moral dan etika generasi muda.
Ketiga, Tantangan Sekolah Islam Terpadu
Namun, di balik urgensinya, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan terkait dengan keberadaan dan pengembangan sekolah Islam terpadu. Salah satunya adalah konsistensi dalam kualitas pengajaran.
Pendidikan agama di banyak SIT terkadang terjebak dalam pemahaman yang terlalu tekstual atau dogmatis tanpa memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan pemikiran kritis dan kontekstual yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Dalam konteks ini, ada kecenderungan bahwa pendekatan dalam pengajaran agama bisa terlalu fokus pada ritualisme atau kepatuhan yang bersifat eksternal, bukan pada pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran Islam yang sebenarnya mengutamakan aspek kedalaman spiritual dan etika.
Selain itu, salah satu tantangan besar adalah masalah aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang mungkin tidak merata. Sekolah Islam Terpadu, meskipun banyak diminati, sering kali lebih mahal dibandingkan dengan sekolah umum, dan hal ini bisa membatasi akses bagi keluarga yang kurang mampu.
Ini menjadi masalah serius dalam menciptakan pemerataan pendidikan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kesimpulan
Sekolah Islam Terpadu memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pendidikan yang tidak hanya mencetak individu dengan keterampilan akademik, tetapi juga dengan karakter dan akhlak yang baik sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Namun, untuk dapat mengoptimalkan manfaatnya, penting bagi institusi SIT untuk terus memperbarui pendekatannya, memastikan kualitas pengajaran yang merata, dan tidak terjebak pada pendekatan yang kaku atau dogmatis.
Selain itu, pemerataan akses dan kualitas pendidikan menjadi hal yang perlu mendapat perhatian serius agar sekolah Islam terpadu dapat menjangkau lebih banyak siswa dari berbagai lapisan sosial.
Dengan demikian, SIT dapat menjadi solusi yang efektif dalam membentuk generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral dan beretika.
Tulisan ini bersumber dari bahan ajar Part 1 mata kuliah Sekolah Islam Terpadu Prof. A. Rusdiana, M.M (https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/100464)
Raffi Muhamad Faruq, lahir di Garut pada tanggal 18 Juli 2004. Beliau merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, putra pasangan Bapak Tisna Asmara dan Ibu Yani Mulyani. Sejak kecil, beliau tumbuh di Kampung Pinggirsari, Kelurahan Paminggir, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Alamat rumah saat ini berada di Jalan Cimanuk no 230, RT 03 RW 03, Kelurahan Paminggir, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Beliau dapat dihubungi melalui nomor telepon 082119394586 atau email raffimfrq@gmail.com
Beliau menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Paminggir 5 (2010-2016), kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Garut (2016-2019), dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Garut (2019-2022). Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, beliau saat ini sedang melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, dengan mengambil Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI).
Selain aktif dalam bidang pendidikan, Raffi juga berperan dalam berbagai kegiatan seni dan kebudayaan. Sejak 2017-sekarang, beliau aktif mengikuti berbagai kegiatan serta event-event Marching Band. Pada tahun 2020, Raffi bergabung dengan School of Music Artistic and Symphony Harmony (SMASH 91) untuk membantu pengembangan minat-bakat di bidang Seni dan Kebudayaan di SMA Negeri 1 Garut. Dalam proses pengembangan ini, beliau juga dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua periode 2020-2021.
Motto: "Karma Nevad Ni Adikaraste Ma Phaleshu Kada Chana.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H